Jumlah Pengunjung

Rabu, 28 Desember 2016

Profesi bidang bimbingan dan konseling



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang Masalah
Dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem PendidikanNasional, pendidikan diartikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secaraaktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.Lebih lanjut, mengenai fungsi pendidikan dinyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak sertaperadaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupanbangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.Berdasarkan dua batasan di atas, maka pendidikan di Indonesia ini tidak hanya memprioritaskan perkembangan aspek kognitif atau pengetahuan pesertadidik, namun juga tetapi perkembangan individu sebagai pribadi yang unik secara utuh.
Oleh karena setiap satuan pendidikan harus memberikan layanan yang dapat memfasilitasi perkembangan pribadi siswa secara optimal berupa bimbingan dan konseling. Pemahaman mengenai apa dan bagaimana layanan bimbingan disekolah mutlak diperlukan oleh pengawas. Hal ini merupakan bagian dari kompetensi supervisi manajerial yang harus dilakukannya terhadap setiap sekolah yang berada dalam lingkup binaannya. Pendidikan sebagai salah satu bentuk lingkungan bertanggung jawab dalam memberikan asuhan terhadap proses perkembangan individu. Bimbingandan konseling akan merupakan bantuan individu di dalam memperoleh penyesuaian diri sesuai dengan tingkat perkembangannya. Dalam konsep sitentang tugas perkembangan (developmental task) dikatakan bahwa setiap periode tertentu terdapat sejumlah tugas-tugas perkembangan yang harus diselesaikan.
Berhasil tidaknya individu dalam menyelesaikan tugas-tugas tersebut akan berpengaruh bagi perkembangan selanjutnya dalam penyesuaian dirinya di dalam masyarakat. Melalui layanan bimbingan dan konseling siswa dibantu agar dapat mencapai tugas-tugas perkembangannya dengan baik. Pelayanan bimbingan dan konseling merupakan komponen pendidikan yg dapat membantu para siswa dlm proses perkembangannya. Pemahaman terhadap masalah perkembangan dengan prinsip-prinsipnya akan merupakan kebutuhan yang mendasar bagi pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling.Perlunya layanan bimbingan dan konseling di sekolah tidak terlepas kaitannya dengan beberapa aspek yang menjadi latar belakangnya, yaitu aspek sosial- kultural, pedagogis, dan psikologis.

1.2  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan di atas, maka masalah yang akan kami bahas adalah sebagai berikut :
1.      Bagaimana peran guru dalam bimbingan dan konseling?
2.      Bagaimana mengenal siswa sebagai individu?
3.      Bagaimana perkembangan tingkah laku?
4.      Bagaimanakah jenis bimbingan pengajaran?
5.      Bagaimanakah jenis bimbingan pendidikan?
6.      Bagaimanakah jenis bimbingan pekerjaan atau jabatan?
7.      Bagaimanakah jenis bimbingan sosial?
8.      Bagaimanakah jenis bimbingan menggunakan waktu?
9.      Bagaimanakah jenis bimbingan pribadi?
10.  Bagaimanakah bentuk pola organisasi BK di sekolah?



1.3 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.      Untuk mengetahui peran guru dalam bimbingan dan konseling.
2.      Untuk mengenal siswa sebagai individu.
3.      Untuk mengetahui perkembangan tingkah laku.
4.      Untuk mengetahui jenis bimbingan pengajaran.
5.      Untuk mengetahui jenis bimbingan pendidikan.
6.      Untuk mengetahui jenis bimbingan pekerjaan atau jabatan.
7.      Untuk mengetahui jenis bimbingan social.
8.      Untuk mengetahui jenis bimbingan menggunakan waktu.
9.      Untuk mengetahui jenis bimbingan pribadi.
10.  Untuk mengetahui pola organisasi BK di sekolah.













BAB II
PEMBAHASAN

2.1  LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

2.1.1        Peran Guru dalam Bimbingan dan Konseling
            Apabila kepala sekolah merupakan tokoh kunci dalam program bimbingan dan konseling di sekolah, maka guru adalah tokoh kunci dalam kegiatan-kegiatan bimbingan yang sebenarnya di dalam kasus kelas. Guru selalu berada dalam hubungan yang erat dengan siswa. Guru mempunyai kesempatan yang lebih banyak untuk mempelajari tentang siswa, mengawasi tingkah laku dan kegiatannya, dengan ketelitian yang penuh perhatian, ia akan dapat mengetahui sifat-sifat, kebutuhan, minat, dan masalah-masalah yang dihadapi siswa.
            Guru dapat melaksanakan test-test hasil belajar, test kecerdasan, diagnostik, kepribadian, dan sebagainya. Jika diperlukan guru dapat mengunjungi rumah siswa berbincang dengan orang tua siswa dengan tujuan untuk lebih memahami siswanya.
            Guru berusaha untuk mengarahkan minat dan semangat belajar siswa sehingga mencapai prestasi yang memuaskan, memotivasi siswa yang pemalu, perasa, dan sebagainya dan memberikanpemecahan sederhana terhadap masalah-masalah yang dihadapi siswa.
            Guru mempunyai kewenangan untuk mempelajari dan memahami siswanya, bukan saja sebagai individu, tetapi juga sebagai anggota kelompok atau kelas. Sejak siswa memasuki kelas, guru dapat memanaatkan waktu yang terluang untuk membantu dalam pengumpulan data siswa yang nanti akan diperlukan untuk pemberian bantuan atau bimbingan.

2.1.2  Mengenal Siwa Sebagai Individu
Tugas pertama guru dalam memberikan bimbingan ialah mengetahui dan mengenal siswanya sebagai seorang individu yang utuh yang mempunyai masalah, yang memerlukan bantuan. Dengan mengetahui dan mengenal siswa sebagai seorang individu, akan diperoleh tentang minat, bakat, kemampuan, sifat-sifat, dan kepribadiannya. Hal lain yang diperoleh oleh guru adalah hal-hal yang berkaitan dengan kebiasaan siswa, kesehatannya, asal usulnya, teman-temannya, dan latar belakang sosial ekonominya.
Dengan kedekatan yang baik antara guru dan siswa dengan sendiri akan terjadi keterbukaan yang jujur yang dapat dijadikan bahan untuk pemberian bantuan. Melalui metode ini upaya pemberian bantuan diberikan secara individual dan langsung bertatap muka (berkomunikasi) antara pembimbing ( konselor ) dengan siswa (klien). Dengan perkataan lain pemberian bantuan diberikan dilakukan melalui hubungan yang bersifat face to face relationship (hubungan empat mata), yang dilaksanakan dengan wawancara antara (pembimbing) konselor dengan siswa( klien). Masalah – masalah yang dipecahkan melalui teknik konseling, adalah masalah – masalah yang bersifat pribadi.
Dalam konseling individual, konselor dituntut untuk mampu bersikap penuh simpati dan empati. Simpati ditunjukan oleh konselor melalui sikap turut merasakan apa yang sedang dirasakan oleh klien (siswa). Sedangkan empari adalah usaha konselor menempatkan diri dalam situasi diri klien dengan segala masalah – masalah yang dihadapinya. Keberhasilan konselor bersimpati dan berempati akan memberikan kepercayaan yang sepenuhnya kepada konselor. Keberhasilan bersimpati dan berempati dari konselor juga akan sangat membantu keberhasilan proses konseling.



2.1.3  Perkembangan Tingkah Laku
            Menurut jumhur dan surya ( 1975:129 ) tafsiran untuk mengetahui tingkah laku siswa sebagai berikut:
1)      Perkembangan tingkah laku seseorang dimulai dari sikap keakuannya (egossentris) kemudian baru menaruh perhatian pada kesejahteraan kelompok. Misalnya seorang bayi, mula-mula memperhatikan makanan, kesenangan jasmani, kemudian cinta kasih kepada ibunya dan anggota keluarga lain. Tentu saja untuk mencapai tahap-tahap perkembangan tersebut memerlukan bimbingan yang sesuai bagi dirinya.
2)      Perasaan tak berdaya pada diri anak selama masa kanak-kanak mengakibatkan timbulnya perasaan kurang harga diri. Perasaan interior menimbulkan sikap agresif, pura-pura bersikap superior atau menunjukkan perasaan takut yang dibuat-buat. Ketidak seimbangan ini dapat dibatasi atau diarahkan kejalan yang benar sehingga ia dapat merasakan bahwa ia diakui memiliki harga diri dihadapan teman-temannya, gurunya, dan orang lain.
3)      Setiap individu padadasarnya membutuhkan rasa kasih sayang. Begitu juga anak membutuhkan  rasa kasih sayang dari anggota keluarga, apabila kasih sayang itu tidak diperolehnya, maka ia akan memcari kasih sayang itu pada orang lain. Dan apabila rasa kasih sayang itu tidak juga diperolehnya dari orang lain maka ia akan menarik diri dari pergaulan dan menjadi asosial serta murung.
4)      Tiap individu pasti mengalami pertentangan batin. Seorang anak yang mengalami penderitaan pertentangan bati perlu perhatian dan bantuan khusus. Anak perlu mendapat bimbingan sehingga ia sadar bahwa dia memiliki sifat-sifat yang baik, dan perlu diusahakan perubahan lingkungan untuk anak yang bersangkutan.


2.2  JENIS-JENIS BIMBINGAN
            Setiap jenis masalah yang dihadapi membutuhkan cara pemecahan tertentu, dan membutuhkan cara dan jenis bimbingan tertentu pula. Masalah-masalah yang dihadapi individu dapat berupa masalah pengajaran/belajar, masalah pendidikan, masalah pekerjaan, masalah waktu, masalah sosial, dan masalah-masalah pribadi lainnya. Menurut winkel (1978:13) dapat disimpulkan bahwa bimbingan yang dapat diberikan berdasar jenis masalah diatas adalah sebagai berikut:
2.2.1  Bimbingan Pengajaran (Instructional Guidance)
            Jenis bimbingan ini memberikan bantuan kepada individu dalam memecahkan kesulitan –kesulitan yang berhubungan dengan masalah belajar, baik disekolah maupun diluar sekolah misalnya dalam hal :

1.      Mendafatkan cara belajar yana efisien , baik sendiri maupn kelompok

2.      Menentukan cara mempelajari atau mengggunakan buku-buku pelajaran

3.      Membuat tugas-tugas sekolah, mempersiapkan diri untuk ulangan /ujian

4.      Memilih mata-mata pelajaran yang cocok dengan minat ,bakat,kecakapan, cita-cita dan kondisi fisik

5.      Menghadapi kesulitan-kesulitan dalam mata pelajaran tertentu

6.      Menentukan pembagian waktu dna perencanaan belajar

7.      Memilih pelajaran-pelajaran tambahan

Adapun yang menjadi tujuan bimbingan belajar ialah membantu murid murid agar mendapat penyesuaian yang baik dalam situasi belajar. Dengan bimbingan ini diharapkan setiap murid dapat belajar dengan sebaik mungkin sesuai dengan kemampuan  yang ada pada dirinya.
2.2.2  Bimbingan Pendidikan (educational guidance)
            Bimbingan pendidikan bertujuan untuk membantu murid dalam menghadapi dan memecahkan masalah-masalahnya dalam bidang pendidikan pada khususnya . bahwa sehubungan dengan kegiatan pendidikan  maka akan timbul berbagai persoalan  terutama bagi murid sendiri sebagai anak didik . sesuai dengan itu maka bimbingan pendidikan memberikan bantua kepada murid-murid dalam hal :

2.2.2.1 Pengenalan terhadap situasi pendidikan yang dihadapi

Dalam situasi pendidikan yang di hadafi oleh murid –murid perlu memperoleh bantuan dan mendapat  penyesuaian diri. Hal ini dapat dicapai dengan jalan membantu pengenalan mengenai hal-hal seperti : sistim pendidikan, kurikuluk, buku-buku, metoda belajar, alat-alat pelajaran, situasi lingkungan sekolah, peraturan sekolah, dan sebagainya program orientasi merupakan salah satu cara untuk mendapatkan hal tersebut

2.2.2.2  Pengenalan terhadap studi lanjutan

Bantuan ini terutama diberikan kepada murid-murid kelas terakhir yang akan meninggalkan sekolah dan akan melanjutkan studinya . pengenalan yang diberikan antara lain mengenai jenis jenis sekolah yang dapat dimasuki, syarat-syarat masuk kesekolah lanjutan , kurikulumnya, sisitim pendidikan, cara –cara pemilihan jurusan yang sesuai dan sebagainya

2.2.2.3   Perencanaan pendidikan

Untuk mencapai sukses didalam pendidikan  maka haruslah dibuat suatu rencana  yang jelas dan nyata mengenai kemungkinan-kemungkinan pendidikan yang akan ditempuhnya. Murid perlu mendapat bantuan dalam membuat rencana pendidikan yang akan ditempuhnya  di masa yang akan datang , sesuai dengan cita-citanya, bakatnya, minatnya, kemampuannya, biaya dan sebagainya. Dengan demikian murid-murid dapat menempuh suatu pendidikan yang didasari  oleh suau rencana yang nyata , sehingga lebih menjamin tercapainya tujuan

2.2.2.4  Pemilihan spesialisasi

Pada saat-saat tertentu murid murid dihadapkan kepada pemilihan suatu spesialisasi (kekhususan), misalnya pemilihan jurusan di perguruan tinggi ,pemilihan pada kelas-kelas terakhir di SMA, pemilihan mata pelajaran tambahan (minor). Dalam sekolah konfrehensif atau sekolah pembangunan , masalah pemilihan spesialisasi ini memegang peranan yang penting, terutama pada kelas-kelas tinggi. Pemilihan ini akan menentukan bagi suksesnya individu di masa datang . olehkarena itu murid-murid harus benar-benar mendapat bantuan yang nyata

2.2.3  Bimbingan Pekerjaan/Jabatan (vocational guidance)
            Bimbingan pekerjaan merupakan kegiatan bimbingan yang pertama, yang dimulai oleh Frank Parson pada tahun 1908 di Boston, Amerika Serikat. Departemen tenaga kerja di negara ini telah memplopori bimbingan pekerjaan bagi kaum muda agar mereka memiliki bekal untuk terjun ke masyarakat.
Bimbingan pekerjaan telah masuk sekolah dan setiap siswa di sekolah lanjutan tungkat pertama dan atas menerima bimbingan karir. Konsep Parson sangat sederhana, yaitu sekedar membandingkandan mengkombinasikan antara hasil analisis individual dan hasil analisis dunia kerja. Bimbingan pekerjaan atau jabatan bertujuan untuk membantu individu atau siswa yang berhubungan dengan pemilihan pekerjaan atau jabatan.
Kegiatan dalam bimbingan pekerjaan antara lain

1.      Mengenal berbagai jenis pekejaan  yang mungkin dapat dimasuki oleh tamatan pendidikan tertentu

2.      Mengenal berbagai jenis pendidikan atau latihan tertentu untuk jenis pekerjaan tertentu

3.      Mengenal berbagai jenis pekerjaan dengan segala syarat-syarat dan kondisinya

4.      Menyelenggarakan latihan-latihan  tertentu bagi jenis –jenis pekerjaan tertentu

5.      Membantu memperoleh suatu pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan dirinya

6.      Membantu memperoleh penyesuaian diri yang sebaik baiknyadalam lapangan pekerjaan tertentu

7.      Membantu dalam mendapatkan pekerjaan sambilan bagio yang membutuhkannya

2.2.4  Bimbingan Sosial (Social Guindance)
            Bimbingan sosial adalah merupakan jenis bimbingan yang bertujuan untuk membantu individu dalam memecahkan dan mengatasi kesulitan-kesulitan dalam masalah sosial, sehingga individu mendapat penyesuaian yang sebaik-baiknya dalam lingkungan sosial. Kegiatan yang dapat dilakukan dalam bimbingan sosial antara lain, membantu dalam memperoleh cara berperan dalam kehidupan kelompok, membantu memperoleh persahabatan yang sesuai, membantu dalam penyesuaian diri dalam kehidupan masyarakat.

2.2.5  Bimbingan Menggunakan Waktu (Leisure Time Guidance)
            Tujuan dari jenis bimbingan ini adalah untuk membantu siswa dalam menggunakan waktu senggang dengan mengisi kegiatan-kegiatan yang membawa hasil atau bermanfaat bagi  dirinya sendiri maupun lingkungannya. Bimbingan yang dapat dilakukan adalah bagaimana menggunakan waktu yang luang untuk kegiatan yang produktif, menyusun dan membagi waktu belajar dengan sebaik-baiknya, dan sebagainya.
2.2.6  Bimbingan Pribadi (Personal Guidance)
            Jenis bimbingan ini membantu individu untuk mengatasi masalah-masalah yang bersifat pribadi sebagai akibat kekurangmampuan yang bersangkutan dalam menyesuaikan diri dengan aspek-aspek perkembangan keluarga, persahabatan, belajar cita-cita, konflik pribadi, finansial, pekerjaan dan lain-lain. Untuk bimbingan pribadi biasanya dilakukan dengan tehnik individual konseling.
Bimbingan pribadi merupakan batuan yang diberikan kepada siswa untuk embangun hidup pribadinya, seperti motivasi, persepsi tentang diri, gaya hidup, perkembangan nilai-nilai moral / agama dan sosial dalam diri, kemampuan mengerti dan menerima diri orang lain, serta membantunya untuk memecahkan masalah pribadi yang ditemuinya. Ketepatan bimbingan ini lebih terfokus pada pengembangan pribadi, yaitu membantu para siswa sebagai diri untuk belajar mengenal dirinya, belajar menerima dirinya, dan belajar menerapkan dirinya dalam proses penyesuaian yang produktif  terhadap lingkunganya.
Dalam bimbingan pribadi ini dapat dirinci menjadi pokok-pokok berikut :
  1. Pemantapan sikap dan kebiasaan serta pengembangan wawasan dalam beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME
  2. Pemantapan pemahaman tentang kekuatan diri dan pengembangan untuk kegiatan-kegiatan yang kreatif dan produktif, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun untuk peranya masa depan
  3. Pemantapan pemahaman tentang kelamahan diri dan usaha penanggulanganya.
  4. Pemantapan kemampuan mengambil keputusan.
  5. Pemantapan kemampuan mengarahkan diri sesuai dengan keputusan yang diambilnya.
  6. Pemantapan kemampuan berkomunikasi, baik melalui lisan maupun tulisan secara efektif
  7. Pemantapan kemampuan menerima dan menyampaikan pendapat serta berargumentasi secara dinamis, kreatif dan produktif.

2.3  PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING
            Bimbingan dan konseling dapat terlaksan dengan baik dengan hasil yang memuaskan apabila perencanaan atau program dibuat secara sistematik, fleksibel, dan dapat dilaksanakan oleh pelaksanaan bimbingan. Dengan program yang baik, kegiatan bimbingan atau lebih efektif dan efisien. Oleh sebab itu, program harus diselaraskan dengan tujuan yang hendak dicapai dalam pemberiaan bantuan
2.3.1  Syarat-syarat Penyusunan Program
            Menurut Miller (1995) dalan supani (1991:38) syarat-syarat program bimbingan yang terbaik sebagai berikut:
a.       Program bimbingan hendaknya merupakan usaha bersama dan berkembang setahap demi setahap.
b.      Program bimbingan harus mempunyai tujuan yang ideal dan pelaksanaan yang realitas.
c.       Program bimbingan hendaknya mendorong komunikasi yang terus menerus.
d.      Program bimbingan hendaknya mempunyai fasilitas yang khusus.
e.       Program bimbingan hendaknya saling berhubungan dengan program pendidikan dan pengajaran.
f.       Program bimbingan hendaknya diberikan kepada semua siswa.
g.      Program bimbingan hendaknya melaksanakan peranan yang ada hubungannya dengan masyarakat.
h.      Program bimbingan hendaknya memberikan kesempatan untuk melaksanakan penilaian terhadap diri sendiri.
Program bimbingan disekolah sekurang-kurangnya mencakup dasar dan tujuan, program jaka panjang, jaka pendek, program umum, prioritas program, prosedur kerja, perlengkapan, pembiayaan, dan sebagainya.

2.3.2  Peranan Kepala Sekolah dalam Program Bimbingan dan Konseling
            Kepala sekolah merupakan petugas utama dalam organisasi dan administrasi program bimbingan dan konseling. Ia memegang peranan penting dan menentukan,baik sebagai pimpinan sekolah mauoun sebagai anggota dewan bimbingan. Dalam prpgram bimbingan kepala sekolah mempunyai dua fungsi utama yaitu fungsi dalam organisasi dan fungsi dalam administrasi.
a.       Fungsi dalam Organisasi
Kepala sekolah harus mengatur program sekolah sedemikian rupa sehingga tersedia waktu untuk pelaksanaan berbagai kegiatan bimbingan. Kepala sekolah harus mengadakan pertemuan khusus kepala para guru dalam rangka pengintegrasian tugas-tugas guru dengan tugas-tugas bimbingan dan konseling.

b.      Fungsi dalam Administrasi
Kepala sekolah harus mempersiapkan segala fasilitas dan perlengkapan yang akan digunakan dalam kegiatan bimbingan mulai dari mempersiapkan formulir-formulir catatan komulatif atau daftar pribadi, menyediakan ruangan serta perlengkapan lainnya yang diperlukan.





2.4  Pola Organisasi
POLA ORGANISASI
BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH

Komite Sekolah
 
                                                                          
Kepala Sekolah
 
                                           
            


Flowchart: Process: Dewan Guru
 






Guru
 
                                                                                   


 









BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Layanan bimbingan dan konseling merupakan proses pemberian bantuan yang diberikan kepada siswa secara terus menerus agar tercapai kemandirian dalam pemahaman diri dan siswa dapat mencapai perkembangan yang optimal,sesuai dengan potensinya sehingga siswa sanggup mengarahkan dirinya sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat. Sejalan dengan visi tersebut, maka misi bimbingan dan konseling harus membantu memudahkan siswa mengembangkan seluruh aspek kepribadiannya seoptimal mungkin, sehingga terwujud siswa yang tangguh menghadapi masa kini dan masa mendatang.
Layanan bimbingan dan konseling merupakan bagian yang integral darikeseluruhan proses pendidikan di sekolah. Oleh karena itu, pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah menjadi tanggung jawab bersama antarapersonel sekolah, yaitu kepala sekolah, guru, konselor, dan pengawas. Kegiatanbimbingan dan konseling mencakup banyak spek dan saling kait mengkait,sehingga tidak memungkinkan jika layanan bimbingan dan konseling hanya menjadi tanggung jawab konselor saja.

3.2 Saran
Kita sebagai calon pendidik yang langsung bersinggungan ataupun berinteraksi dengan peserta didik, diharuskan untuk menguasai dan memahami ilmu tentangbimbingan dan konseling meskipun bukan bertindak sebagai guru BK. Dan untuk calon/guru BK harus sebisa mungkin menjadi teman curhat dan tempat berkonsultasi peserta didik.



DAFTAR PUSTAKA
AS, Hazairin. 2015. Profesi Kependidikan. Palembang: CV Yoda Sahuri.
http://rahmawatialbiruni.blogspot.co.id/2013/06/makalah-jenis-jenis-layanan-bimbingan.html, askes tanggal 15 November 2015.
http://amasum23.blogspot.co.id/, askes tanggal 15 November 2015.
                                                                                                                             

Tidak ada komentar:

Posting Komentar