BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang Masalah
Dalam
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem PendidikanNasional, pendidikan
diartikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secaraaktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.Lebih lanjut, mengenai
fungsi pendidikan dinyatakan bahwa pendidikan nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak sertaperadaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupanbangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.Berdasarkan dua batasan di atas, maka pendidikan di Indonesia ini tidak
hanya memprioritaskan perkembangan aspek kognitif atau pengetahuan
pesertadidik, namun juga tetapi perkembangan individu sebagai pribadi yang unik
secara utuh.
Oleh karena setiap satuan pendidikan
harus memberikan layanan yang dapat memfasilitasi
perkembangan pribadi siswa secara optimal berupa bimbingan dan konseling.
Pemahaman mengenai apa dan bagaimana layanan bimbingan disekolah mutlak
diperlukan oleh pengawas. Hal ini merupakan bagian dari kompetensi
supervisi manajerial yang harus dilakukannya terhadap setiap sekolah yang berada
dalam lingkup binaannya. Pendidikan
sebagai salah satu bentuk lingkungan bertanggung jawab dalam
memberikan asuhan terhadap proses perkembangan individu. Bimbingandan konseling
akan merupakan bantuan individu di dalam memperoleh penyesuaian
diri sesuai dengan tingkat perkembangannya. Dalam konsep sitentang
tugas perkembangan (developmental task) dikatakan bahwa setiap periode tertentu
terdapat sejumlah tugas-tugas perkembangan yang harus diselesaikan.
Berhasil tidaknya individu dalam
menyelesaikan tugas-tugas tersebut akan berpengaruh
bagi perkembangan selanjutnya dalam penyesuaian dirinya di dalam masyarakat.
Melalui layanan bimbingan dan konseling siswa dibantu agar dapat mencapai
tugas-tugas perkembangannya dengan baik. Pelayanan
bimbingan dan konseling merupakan komponen pendidikan yg dapat membantu para
siswa dlm proses perkembangannya. Pemahaman terhadap masalah perkembangan
dengan prinsip-prinsipnya akan merupakan kebutuhan yang mendasar bagi
pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling.Perlunya layanan bimbingan dan
konseling di sekolah tidak terlepas kaitannya dengan beberapa aspek yang
menjadi latar belakangnya, yaitu aspek sosial- kultural, pedagogis, dan
psikologis.
1.2 Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang yang telah disampaikan di atas, maka masalah yang akan kami
bahas adalah sebagai berikut :
1.
Bagaimana
peran guru dalam bimbingan dan konseling?
2.
Bagaimana
mengenal siswa sebagai individu?
3.
Bagaimana
perkembangan tingkah laku?
4.
Bagaimanakah
jenis bimbingan pengajaran?
5.
Bagaimanakah
jenis bimbingan pendidikan?
6.
Bagaimanakah
jenis bimbingan pekerjaan atau jabatan?
7.
Bagaimanakah
jenis bimbingan sosial?
8.
Bagaimanakah
jenis bimbingan menggunakan waktu?
9.
Bagaimanakah
jenis bimbingan pribadi?
10.
Bagaimanakah
bentuk pola organisasi BK di sekolah?
1.3 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini
adalah sebagai berikut :
1.
Untuk
mengetahui peran guru dalam bimbingan dan konseling.
2.
Untuk mengenal
siswa sebagai individu.
3.
Untuk
mengetahui perkembangan tingkah laku.
4.
Untuk
mengetahui jenis bimbingan pengajaran.
5.
Untuk
mengetahui jenis bimbingan pendidikan.
6.
Untuk
mengetahui jenis bimbingan pekerjaan atau jabatan.
7.
Untuk
mengetahui jenis bimbingan social.
8.
Untuk
mengetahui jenis bimbingan menggunakan waktu.
9.
Untuk
mengetahui jenis bimbingan pribadi.
10.
Untuk
mengetahui pola organisasi BK di sekolah.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 LAYANAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
2.1.1
Peran
Guru dalam Bimbingan dan Konseling
Apabila kepala sekolah merupakan
tokoh kunci dalam program bimbingan dan konseling di sekolah, maka guru adalah
tokoh kunci dalam kegiatan-kegiatan bimbingan yang sebenarnya di dalam kasus
kelas. Guru selalu berada dalam hubungan yang erat dengan siswa. Guru mempunyai
kesempatan yang lebih banyak untuk mempelajari tentang siswa, mengawasi tingkah
laku dan kegiatannya, dengan ketelitian yang penuh perhatian, ia akan dapat
mengetahui sifat-sifat, kebutuhan, minat, dan masalah-masalah yang dihadapi
siswa.
Guru dapat melaksanakan test-test
hasil belajar, test kecerdasan, diagnostik, kepribadian, dan sebagainya. Jika
diperlukan guru dapat mengunjungi rumah siswa berbincang dengan orang tua siswa
dengan tujuan untuk lebih memahami siswanya.
Guru berusaha untuk mengarahkan
minat dan semangat belajar siswa sehingga mencapai prestasi yang memuaskan,
memotivasi siswa yang pemalu, perasa, dan sebagainya dan memberikanpemecahan
sederhana terhadap masalah-masalah yang dihadapi siswa.
Guru mempunyai kewenangan untuk
mempelajari dan memahami siswanya, bukan saja sebagai individu, tetapi juga
sebagai anggota kelompok atau kelas. Sejak siswa memasuki kelas, guru dapat
memanaatkan waktu yang terluang untuk membantu dalam pengumpulan data siswa
yang nanti akan diperlukan untuk pemberian bantuan atau bimbingan.
2.1.2 Mengenal
Siwa Sebagai Individu
Tugas
pertama guru dalam memberikan bimbingan ialah mengetahui dan mengenal siswanya
sebagai seorang individu yang utuh yang mempunyai masalah, yang memerlukan
bantuan. Dengan mengetahui dan mengenal siswa sebagai seorang individu, akan
diperoleh tentang minat, bakat, kemampuan, sifat-sifat, dan kepribadiannya. Hal
lain yang diperoleh oleh guru adalah hal-hal yang berkaitan dengan kebiasaan
siswa, kesehatannya, asal usulnya, teman-temannya, dan latar belakang sosial
ekonominya.
Dengan
kedekatan yang baik antara guru dan siswa dengan sendiri akan terjadi
keterbukaan yang jujur yang dapat dijadikan bahan untuk pemberian bantuan. Melalui metode ini upaya pemberian
bantuan diberikan secara individual dan langsung bertatap muka (berkomunikasi)
antara pembimbing ( konselor ) dengan siswa (klien). Dengan perkataan lain
pemberian bantuan diberikan dilakukan melalui hubungan yang bersifat face to
face relationship (hubungan empat mata), yang dilaksanakan dengan wawancara
antara (pembimbing) konselor dengan siswa( klien). Masalah – masalah yang dipecahkan
melalui teknik konseling, adalah masalah – masalah yang bersifat pribadi.
Dalam
konseling individual, konselor dituntut untuk mampu bersikap penuh simpati dan
empati. Simpati ditunjukan oleh konselor melalui sikap turut merasakan apa yang
sedang dirasakan oleh klien (siswa). Sedangkan empari adalah usaha konselor
menempatkan diri dalam situasi diri klien dengan segala masalah – masalah yang
dihadapinya. Keberhasilan konselor bersimpati dan berempati akan memberikan
kepercayaan yang sepenuhnya kepada konselor. Keberhasilan bersimpati dan
berempati dari konselor juga akan sangat membantu keberhasilan proses
konseling.
2.1.3 Perkembangan
Tingkah Laku
Menurut jumhur dan surya ( 1975:129
) tafsiran untuk mengetahui tingkah laku siswa sebagai berikut:
1) Perkembangan
tingkah laku seseorang dimulai dari sikap keakuannya (egossentris) kemudian
baru menaruh perhatian pada kesejahteraan kelompok. Misalnya seorang bayi,
mula-mula memperhatikan makanan, kesenangan jasmani, kemudian cinta kasih
kepada ibunya dan anggota keluarga lain. Tentu saja untuk mencapai tahap-tahap
perkembangan tersebut memerlukan bimbingan yang sesuai bagi dirinya.
2) Perasaan
tak berdaya pada diri anak selama masa kanak-kanak mengakibatkan timbulnya
perasaan kurang harga diri. Perasaan interior menimbulkan sikap agresif,
pura-pura bersikap superior atau menunjukkan perasaan takut yang dibuat-buat.
Ketidak seimbangan ini dapat dibatasi atau diarahkan kejalan yang benar
sehingga ia dapat merasakan bahwa ia diakui memiliki harga diri dihadapan
teman-temannya, gurunya, dan orang lain.
3) Setiap
individu padadasarnya membutuhkan rasa kasih sayang. Begitu juga anak
membutuhkan rasa kasih sayang dari
anggota keluarga, apabila kasih sayang itu tidak diperolehnya, maka ia akan
memcari kasih sayang itu pada orang lain. Dan apabila rasa kasih sayang itu
tidak juga diperolehnya dari orang lain maka ia akan menarik diri dari pergaulan
dan menjadi asosial serta murung.
4) Tiap
individu pasti mengalami pertentangan batin. Seorang anak yang mengalami
penderitaan pertentangan bati perlu perhatian dan bantuan khusus. Anak perlu
mendapat bimbingan sehingga ia sadar bahwa dia memiliki sifat-sifat yang baik,
dan perlu diusahakan perubahan lingkungan untuk anak yang bersangkutan.
2.2 JENIS-JENIS
BIMBINGAN
Setiap jenis masalah yang dihadapi
membutuhkan cara pemecahan tertentu, dan membutuhkan cara dan jenis bimbingan
tertentu pula. Masalah-masalah yang dihadapi individu dapat berupa masalah
pengajaran/belajar, masalah pendidikan, masalah pekerjaan, masalah waktu,
masalah sosial, dan masalah-masalah pribadi lainnya. Menurut winkel (1978:13)
dapat disimpulkan bahwa bimbingan yang dapat diberikan berdasar jenis masalah
diatas adalah sebagai berikut:
2.2.1 Bimbingan
Pengajaran (Instructional Guidance)
Jenis bimbingan ini
memberikan bantuan kepada individu dalam memecahkan kesulitan –kesulitan yang
berhubungan dengan masalah belajar, baik disekolah maupun diluar sekolah
misalnya dalam hal :
1.
Mendafatkan cara belajar yana efisien , baik sendiri maupn kelompok
2.
Menentukan cara mempelajari atau mengggunakan buku-buku pelajaran
3.
Membuat tugas-tugas sekolah, mempersiapkan diri untuk ulangan /ujian
4.
Memilih mata-mata pelajaran yang cocok dengan minat ,bakat,kecakapan,
cita-cita dan kondisi fisik
5.
Menghadapi kesulitan-kesulitan dalam mata pelajaran tertentu
6.
Menentukan pembagian waktu dna perencanaan belajar
7.
Memilih pelajaran-pelajaran tambahan
Adapun yang menjadi tujuan bimbingan belajar ialah membantu murid murid
agar mendapat penyesuaian yang baik dalam situasi belajar. Dengan bimbingan ini
diharapkan setiap murid dapat belajar dengan sebaik mungkin sesuai dengan
kemampuan yang ada pada dirinya.
2.2.2 Bimbingan
Pendidikan (educational guidance)
Bimbingan pendidikan
bertujuan untuk membantu murid dalam menghadapi dan memecahkan masalah-masalahnya
dalam bidang pendidikan pada khususnya . bahwa sehubungan dengan kegiatan
pendidikan maka akan timbul berbagai
persoalan terutama bagi murid sendiri
sebagai anak didik . sesuai dengan itu maka bimbingan pendidikan memberikan
bantua kepada murid-murid dalam hal :
2.2.2.1 Pengenalan terhadap situasi pendidikan yang dihadapi
Dalam situasi pendidikan yang di hadafi oleh murid –murid perlu memperoleh
bantuan dan mendapat penyesuaian diri.
Hal ini dapat dicapai dengan jalan membantu pengenalan mengenai hal-hal seperti
: sistim pendidikan, kurikuluk, buku-buku, metoda belajar, alat-alat pelajaran,
situasi lingkungan sekolah, peraturan sekolah, dan sebagainya program orientasi
merupakan salah satu cara untuk mendapatkan hal tersebut
2.2.2.2 Pengenalan terhadap
studi lanjutan
Bantuan ini terutama diberikan kepada murid-murid kelas terakhir yang akan
meninggalkan sekolah dan akan melanjutkan studinya . pengenalan yang diberikan
antara lain mengenai jenis jenis sekolah yang dapat dimasuki, syarat-syarat
masuk kesekolah lanjutan , kurikulumnya, sisitim pendidikan, cara –cara
pemilihan jurusan yang sesuai dan sebagainya
2.2.2.3 Perencanaan pendidikan
Untuk mencapai sukses didalam pendidikan
maka haruslah dibuat suatu rencana
yang jelas dan nyata mengenai kemungkinan-kemungkinan pendidikan yang
akan ditempuhnya. Murid perlu mendapat bantuan dalam membuat rencana pendidikan
yang akan ditempuhnya di masa yang akan
datang , sesuai dengan cita-citanya, bakatnya, minatnya, kemampuannya, biaya
dan sebagainya. Dengan demikian murid-murid dapat menempuh suatu pendidikan
yang didasari oleh suau rencana yang
nyata , sehingga lebih menjamin tercapainya tujuan
2.2.2.4 Pemilihan spesialisasi
Pada saat-saat tertentu
murid murid dihadapkan kepada pemilihan suatu spesialisasi (kekhususan),
misalnya pemilihan jurusan di perguruan tinggi ,pemilihan pada kelas-kelas
terakhir di SMA, pemilihan mata pelajaran tambahan (minor). Dalam sekolah
konfrehensif atau sekolah pembangunan , masalah pemilihan spesialisasi ini
memegang peranan yang penting, terutama pada kelas-kelas tinggi. Pemilihan ini
akan menentukan bagi suksesnya individu di masa datang . olehkarena itu
murid-murid harus benar-benar mendapat bantuan yang nyata
2.2.3 Bimbingan Pekerjaan/Jabatan (vocational
guidance)
Bimbingan
pekerjaan merupakan kegiatan bimbingan yang pertama, yang dimulai oleh Frank
Parson pada tahun 1908 di Boston, Amerika Serikat. Departemen tenaga kerja di
negara ini telah memplopori bimbingan pekerjaan bagi kaum muda agar mereka
memiliki bekal untuk terjun ke masyarakat.
Bimbingan
pekerjaan telah masuk sekolah dan setiap siswa di sekolah lanjutan tungkat
pertama dan atas menerima bimbingan karir. Konsep Parson sangat sederhana,
yaitu sekedar membandingkandan mengkombinasikan antara hasil analisis
individual dan hasil analisis dunia kerja. Bimbingan pekerjaan atau jabatan bertujuan untuk membantu
individu atau siswa yang berhubungan dengan pemilihan pekerjaan atau jabatan.
Kegiatan dalam
bimbingan pekerjaan antara lain
1.
Mengenal berbagai jenis pekejaan
yang mungkin dapat dimasuki oleh tamatan pendidikan tertentu
2.
Mengenal berbagai jenis pendidikan atau latihan tertentu untuk jenis
pekerjaan tertentu
3.
Mengenal berbagai jenis pekerjaan dengan segala syarat-syarat dan
kondisinya
4.
Menyelenggarakan latihan-latihan
tertentu bagi jenis –jenis pekerjaan tertentu
5.
Membantu memperoleh suatu pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan dirinya
6.
Membantu memperoleh penyesuaian diri yang sebaik baiknyadalam lapangan
pekerjaan tertentu
7.
Membantu dalam mendapatkan pekerjaan sambilan bagio yang membutuhkannya
2.2.4 Bimbingan
Sosial (Social Guindance)
Bimbingan sosial adalah merupakan
jenis bimbingan yang bertujuan untuk membantu individu dalam memecahkan dan
mengatasi kesulitan-kesulitan dalam masalah sosial, sehingga individu mendapat
penyesuaian yang sebaik-baiknya dalam lingkungan sosial. Kegiatan yang dapat
dilakukan dalam bimbingan sosial antara lain, membantu dalam memperoleh cara berperan
dalam kehidupan kelompok, membantu memperoleh persahabatan yang sesuai,
membantu dalam penyesuaian diri dalam kehidupan masyarakat.
2.2.5 Bimbingan
Menggunakan Waktu (Leisure Time Guidance)
Tujuan dari jenis bimbingan ini
adalah untuk membantu siswa dalam menggunakan waktu senggang dengan mengisi
kegiatan-kegiatan yang membawa hasil atau bermanfaat bagi dirinya sendiri maupun lingkungannya.
Bimbingan yang dapat dilakukan adalah bagaimana menggunakan waktu yang luang
untuk kegiatan yang produktif, menyusun dan membagi waktu belajar dengan
sebaik-baiknya, dan sebagainya.
2.2.6 Bimbingan
Pribadi (Personal Guidance)
Jenis bimbingan ini membantu
individu untuk mengatasi masalah-masalah yang bersifat pribadi sebagai akibat
kekurangmampuan yang bersangkutan dalam menyesuaikan diri dengan aspek-aspek
perkembangan keluarga, persahabatan, belajar cita-cita, konflik pribadi,
finansial, pekerjaan dan lain-lain. Untuk bimbingan pribadi biasanya dilakukan
dengan tehnik individual konseling.
Bimbingan pribadi
merupakan batuan yang diberikan kepada siswa untuk embangun hidup pribadinya,
seperti motivasi, persepsi tentang diri, gaya hidup, perkembangan nilai-nilai
moral / agama dan sosial dalam diri, kemampuan mengerti dan menerima diri orang
lain, serta membantunya untuk memecahkan masalah pribadi yang ditemuinya.
Ketepatan bimbingan ini lebih terfokus pada pengembangan pribadi, yaitu
membantu para siswa sebagai diri untuk belajar mengenal dirinya, belajar
menerima dirinya, dan belajar menerapkan dirinya dalam proses penyesuaian yang
produktif terhadap lingkunganya.
- Pemantapan sikap dan kebiasaan serta pengembangan wawasan dalam beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME
- Pemantapan pemahaman tentang kekuatan diri dan pengembangan untuk kegiatan-kegiatan yang kreatif dan produktif, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun untuk peranya masa depan
- Pemantapan pemahaman tentang kelamahan diri dan usaha penanggulanganya.
- Pemantapan kemampuan mengambil keputusan.
- Pemantapan kemampuan mengarahkan diri sesuai dengan keputusan yang diambilnya.
- Pemantapan kemampuan berkomunikasi, baik melalui lisan maupun tulisan secara efektif
- Pemantapan kemampuan menerima dan menyampaikan pendapat serta berargumentasi secara dinamis, kreatif dan produktif.
2.3 PROGRAM
BIMBINGAN DAN KONSELING
Bimbingan dan konseling dapat
terlaksan dengan baik dengan hasil yang memuaskan apabila perencanaan atau
program dibuat secara sistematik, fleksibel, dan dapat dilaksanakan oleh
pelaksanaan bimbingan. Dengan program yang baik, kegiatan bimbingan atau lebih
efektif dan efisien. Oleh sebab itu, program harus diselaraskan dengan tujuan
yang hendak dicapai dalam pemberiaan bantuan
2.3.1 Syarat-syarat
Penyusunan Program
Menurut Miller (1995) dalan supani
(1991:38) syarat-syarat program bimbingan yang terbaik sebagai berikut:
a. Program
bimbingan hendaknya merupakan usaha bersama dan berkembang setahap demi
setahap.
b. Program
bimbingan harus mempunyai tujuan yang ideal dan pelaksanaan yang realitas.
c. Program
bimbingan hendaknya mendorong komunikasi yang terus menerus.
d. Program
bimbingan hendaknya mempunyai fasilitas yang khusus.
e. Program
bimbingan hendaknya saling berhubungan dengan program pendidikan dan
pengajaran.
f. Program
bimbingan hendaknya diberikan kepada semua siswa.
g. Program
bimbingan hendaknya melaksanakan peranan yang ada hubungannya dengan
masyarakat.
h. Program
bimbingan hendaknya memberikan kesempatan untuk melaksanakan penilaian terhadap
diri sendiri.
Program
bimbingan disekolah sekurang-kurangnya mencakup dasar dan tujuan, program jaka
panjang, jaka pendek, program umum, prioritas program, prosedur kerja,
perlengkapan, pembiayaan, dan sebagainya.
2.3.2 Peranan
Kepala Sekolah dalam Program Bimbingan dan Konseling
Kepala sekolah merupakan petugas
utama dalam organisasi dan administrasi program bimbingan dan konseling. Ia
memegang peranan penting dan menentukan,baik sebagai pimpinan sekolah mauoun
sebagai anggota dewan bimbingan. Dalam prpgram bimbingan kepala sekolah
mempunyai dua fungsi utama yaitu fungsi dalam organisasi dan fungsi dalam
administrasi.
a. Fungsi
dalam Organisasi
Kepala sekolah harus mengatur program sekolah
sedemikian rupa sehingga tersedia waktu untuk pelaksanaan berbagai kegiatan
bimbingan. Kepala sekolah harus mengadakan pertemuan khusus kepala para guru
dalam rangka pengintegrasian tugas-tugas guru dengan tugas-tugas bimbingan dan
konseling.
b. Fungsi
dalam Administrasi
Kepala sekolah harus mempersiapkan segala fasilitas
dan perlengkapan yang akan digunakan dalam kegiatan bimbingan mulai dari
mempersiapkan formulir-formulir catatan komulatif atau daftar pribadi,
menyediakan ruangan serta perlengkapan lainnya yang diperlukan.
2.4 Pola Organisasi
POLA
ORGANISASI
BIMBINGAN
DAN KONSELING DI SEKOLAH




|
|




![]() |
|
![]() |
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Layanan
bimbingan dan konseling merupakan proses pemberian bantuan yang
diberikan kepada siswa secara terus menerus agar tercapai kemandirian dalam
pemahaman diri dan siswa dapat mencapai perkembangan yang optimal,sesuai dengan
potensinya sehingga siswa sanggup mengarahkan dirinya sesuai dengan
tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat. Sejalan
dengan visi tersebut, maka misi bimbingan dan konseling harus membantu
memudahkan siswa mengembangkan seluruh aspek kepribadiannya seoptimal mungkin,
sehingga terwujud siswa yang tangguh menghadapi masa kini dan masa mendatang.
Layanan bimbingan dan konseling
merupakan bagian yang integral darikeseluruhan proses pendidikan di sekolah.
Oleh karena itu, pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah menjadi
tanggung jawab bersama antarapersonel sekolah, yaitu kepala sekolah, guru,
konselor, dan pengawas. Kegiatanbimbingan dan konseling mencakup banyak spek
dan saling kait mengkait,sehingga tidak memungkinkan jika layanan bimbingan dan
konseling hanya menjadi
tanggung jawab konselor saja.
3.2 Saran
Kita sebagai
calon pendidik yang langsung bersinggungan ataupun berinteraksi dengan peserta
didik, diharuskan untuk menguasai dan memahami ilmu tentangbimbingan dan
konseling meskipun bukan bertindak sebagai guru BK. Dan untuk calon/guru BK
harus sebisa mungkin menjadi teman curhat dan tempat berkonsultasi peserta
didik.
DAFTAR PUSTAKA
AS, Hazairin. 2015. Profesi Kependidikan. Palembang: CV Yoda Sahuri.
http://rahmawatialbiruni.blogspot.co.id/2013/06/makalah-jenis-jenis-layanan-bimbingan.html,
askes tanggal 15 November 2015.
http://avikavidavivi.blogspot.co.id/2014/12/makalah-layanan-bimbingan-konseling-dan.html, askes tanggal 15 November 2015.
http://ilmupsikologi.wordpress.com/2009/12/31/pengertian-bimbingan-dan-konseling/, askes tanggal 15 November
2015.
http://amasum23.blogspot.co.id/, askes tanggal 15 November
2015.
http://inspirasikonselor.weebly.com/jenis-ndash-jenis-bimbingan-dan-konseling.html, askes tanggal 15 November
2015.
http://belajarpsikologi.com/jenis-bimbingan-konseling/, askes tanggal 15 November
2015.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar