BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Puisi merupakan
salah satu bentuk karya sastra yang paling menarik tetapi pelik. Sebagai salah
satu jenis sastra, puisi merupakan pernyataan sastra yang paling utama. Segala
unsur seni sastra mengental dalam puisi.
Puisi mengandung
karya estetis yang bermakna, mengekspresikan pemikiran yang membangkitkan
perasaan, merangsang panca indra dalam susunan yang berirama. Puisi merupakan
rekaman dan interpretasi pengalaman manusia yang digubah dalam wujud yang
paling berkesan. Puisi dapat membuat kita tertawa, menangis, tersenyum,
berfikir, merenung, terharu bahkan emosi dan marah.
Sampai sekarang,
puisi selalu mengikat hati dan digemari oleh semua lapisan masyarakat karena
keindahan dan keunikannya. Oleh karena kemajuan masyarakat dari masa kemasa
selalu meningkat, maka corak, sifat dan bentuk puisi pun selalu berubah,
mengikuti perkembangan selera, konsep estetika yang selalu berubah dan kemajuan
intelektual yang selalu meningkat.
Puisi adalah seni tulis dimana bahasanya digunakan
untuk kualitas estetika untuk tambahan atau selain arti semantiknya. Penekanan
pada segi estetik suatu bahasa adalah pembeda dari puisi dan prosa. Namun
perbedaan ini masih diperdebatkan oleh para ahli. Bebrapa ahli modern memiliki
bebrapa pendekatan dengan mendefinisikan puisi sebagai perwujudan imajenasi
manusia yang menjadi sumber segala kreatifitas. Selain itu puisi juga merupakan
curahan hati seseorang yang membawa orang lain kedalam keadaan hatinya. Di
indonesia puisi telah mulai ditulis oleh hamzah vansuri dalam bentuk syair melo
dan di tulis dengan huruf arab di akhir abad ke 16 atau awal abad ke 17 (ismail
2001)
1.2
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang
telah disampaikan di atas, maka masalah yang akan kami bahas adalah sebagai
berikut :
1. Apa yang
dimaksud dengan
puisi ?
2.
Jelaskan
macam-macam puisi?
1.3. TUJUAN
Tujuan dari pembuatan makalah ini
adalah sebagai berikut :
1.
Untuk
mengetahui apa yang dimaksud dengan puisi.
2.
Untuk
menegetahui macam-macam puisi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Hakikat Puisi
Puisi
merupakan sebuah kata-kata indah, Puisi memiliki jenis-jenis atau macam-macam
puisi. pengertian puisi adalah karangan yang mengungkapkan pikiran dan
perasaan dengan mengutamakan keindahan kata-kata. Oleh karna itu, puisi dapat
mengungkapkan berbagai hal kerinduan, kegelisahan, atau pengagungan, dengan
ungkapan kata-kata indah.
Tarigan (dalam Djososuroto, 2006:10), mengatakan bahwa
kata puisi berasal dari bahasa Yunani “poeisis” yang berarti penciptaan. Dalam
bahasa Inggris disebut poetry yang berarti puisi, poet berarti
penyair, poem berarti sajak atau syair. Arti yang semacam ini
lama-kelamaan dipersempit ruang lingkupnya menjadi “hasil seni sastra yang
kata-katanya disusun menurut syarat-syarat tertentu dengan menggunakan irama,
sajak, dan kata-kata kiasan”. Dapat dikatakan bahwa puisi adalah pengucapan
dengan perasaan, berbeda dengan prosa yang diungkapkan melalui pengucapan
dengan pikiran.
Pengertian lain dikemukakan Zulfahnur (1996:79) bahwa
puisi merupakan ekspresi pengalaman batin (jiwa) seseorang tentang kehidupan
manusia, alam, dan Tuhan dengan media bahasa yang indah yang secara padu dan
utuh dipadatkan kata-katanya, dalam bentuk teks.
Sejalan dengan pemikiran Najid (2003:14), puisi termasuk
salah satu bentuk karya sastra. Puisi adalah jenis sastra imajinatif yang
mengutamakan unsur fiksionalitas, nilai seni, dan rekayasa bahasa.
Puisi adalah karya sastra dengan bahasa yang dipadatkan,
dipersingkat, dan diberi irama dengan bunyi yang padu dengan pemilihan
kata-kata kias/imajinatif (Waluyo, 2005:1).
Puisi menurut
(Tjahjono, 2000:1) ialah sebagai pembentuk, pembangun atau pembuat, karena
memang pada dasarnya dengan menciptakan sebuah puisi maka seorang penyair telah
membangun, membuat atau membentuk sebuah dunia baru, secara lahir maupun batin.
Pradopo
(2005:7), menyatakan bahwa puisi itu mengekspresikan pemikiran yang
membangkitkan perasaan yang merangsang imajinasi panca indera dalam susunan
berirama.
Ada ahli yang
berpendapat bahwa puisi ialah hal mencari dan melukiskan “yang diidamkan” (the idea). Dengan demikian tujuan isi
bukanlah melukiskan kebenaran, melainkan memuja kebenaran dan memberi jiwa
suatu gambaran yang lebih indah. Unsur keindahan dalam puisi satu diantaranya
adalah rasa (Djososuroto, 2006:10).
Berdasarkan
pengertian-pengertian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa pengertian puisi
ialah proses kreatifitas atau pencurahan ekspresi manusia dengan bahasa sebagai
alatnya yang dituangkan atau diwujudkan dalam
sebuah tulisan.
Puisi merupakan
salah satu jenis karya sastra. Dalam hal ini puisi dapat dikatakan sebagai
perwujudan kepekaan seseorang terhadap alam dan kehidupan dalam usaha
mengadakan komunikasi dengan orang lain. Puisi diartikan sebagai “membuat” di
atas “pembuatan” karena lewat puisi pada dasarnya seseorang telah menciptakan
suatu dunia tersendiri yang mungkin berisi pesan atau gambaran suasana-suasana
tertentu, baik fisik maupun batiniah (Aminuddin, 2002:134).
2.2 Macam-Macam Puisi
2.2.1
Puisi Naratif
Puisi
naratif mengungkapkan cerita atau penjelasan penyair. Puisi ini juga mengandung
cerita dengan pelaku, perwatakan, setting maupun rangkaia pristiwa tertentu
yang menjalin suatu cerita. Puisi ini
terbagi ke dalam dua macam, yaitu:
2.2.1.1
Balada
Balada adalah puisi cerita tentang
orang-orang perkasa ataupun tokoh pujaan. Puisi ini terbagi menjadi 2 bagian
yaitu folk ballad dengan litelary ballad sebagai suatu ragam puisi yang
berkisah tentang kehidupan manusia yang berkisah tentang sifat pengasihnya,
kecemburuan, kedengkian, ketakutan, kepedihan dan keriangan.
Contoh:
TERBUNUHNYA
ATMO KARPO
karya W.S. Rendra.
Balada Terbunuhnya Atmo Karpo
Dengan kuku-kuku besi kuda menebah perut bumi
bulan berkhianat gosok-gosokkan tubuhnyadi pucuk-pucuk para
mengepit kuat-kuat lutut penungang
perampok yang diburu surai bau keringat basah, jenawi pun telanjang
Segenap warga desa mengepung hutan tu
dalam satu pusaran pulang balik Atmo Karpo
mengutuki bulan betina dan nasibnya yang malang
berpancaran bunga api, anak panah di bahu kiri.
Satu demi satu yang maju tersadap darahnya
penunggang baja dan kuda mengangkat kaki muka
2.2.1.2
Romansa
Romansa adalah puisi cerita yang
menggunakan bahasa romantis, berisi kisah percintaan yang diselingi perkelahian
dan petualangan.
Contoh:
TAMAN
Karya
chairil anwar
Taman
punya kita berdua
Tak
lebar luas, kecil saja
Satu
tak kehilangan lain dalamnya.
Bagi
kau dan aku cukuplah
Taman
kembangnya tak berpuluh warna
Permadani
Halus
lembut di pijak kaki
Bagi
kita bukan halangan.
Karena,
Dalam
taman punya berdua
Kau
kembang, kau kumbang
Aku
kumbang,kau kembang.
Kecil,
penuh suria taman kita
Tempat
merenggut dari dunia dan nusia.
2.2.2
Puisi
Lirik
Puisi lirik merupakan sarana
penyair untuk mengungkapkan aku lirik atau gagasan pribadinya (Waluyo,
1995:136). Puisi lirik adalah puisi yang berisi luapan batin individual
penyairnya dengan segala macam endapan pengalaman, sikap maupun suasana batin
yang melingkupinya. Termasuk puisi jenis ini, antara
lain:
2.2.2.1
Elegy
Elegi adalah puisi yang mengungkapkan
perasaan duka. Misalnya "Elegi Jakarta" karya Asrul Sani yang
mengungkapkan perasaan duka penyair di Jakarta.
Contoh:
ELEGI
Karya
asrul sani
Ia
yang hendak mencipta
Menciptalah
atas bumi ini.
Ia
yang akan tewas, tewas karena kehidupan.
Kita
yang mau mencipta dan yang akan tewas
Akan
berlaku untuk ini dengan cinta,
Dan
akan jatuh seperti permata mahkota
Berderi
sebutir demi sebutir
Apa
juga masih akan tiba
Mesra
yang kita bawa tiadalah
Kita
biarkan hilang karena hisapan pasir
Engkau
yang telah berani menyerukan
Kebenaran
mu dari gunung dan keluasan
Sekali
masak akan di timpa angin dan hujan
Jika
suaramu hilang dan engkau mati
Maka
kami akan berduka, dan kanan
Menghormat
bersama kekasih kami
Kita
semua berdiri di belakang tapal,
Dari
suatu malam ramai,
Dari
suatu kegelapan tiada berkata,
Dari
waktu terlalu cepat dan kita mau tahan
Dari
perceraian – tiada mungkin,
Dan
snar mata yang tiada terlupakan.
Serulah,
supaya kita ada dlam satu barisan
Serulah,
supaya jangan ada yang sempat merindukan senja
Terik
yang keras tiada lagi akan sanggup mengeringkan kembang kerenyam
Pepohonan
sekali layu akan berdahan panjang
Dan
buah-buahan akan matang pada tahun yang akan datang
Laut
india akan melempar parang
Bercerita
dari kembar cinta dan perceraian
Aku
akan minta supaya engkau
Berdiri
curam atas puncak dibakar panas
Dan
sekali lagi berseru akan pelajaran baru.
Waktu
itu angin juni akan bertambah tenang
Karena
bulan berangkat tua
Karena
akan segan kepada bunga yang telah berkembang
Disini
telah datang suatu perasaan
Serta
kita akan menderita dan tertawa.
Tawa
dan derita yang tewas yang mencipta...
2.2.2.2
Serenada
Serenada adalah puisi percintaan
yang dapat dinyanyikan.Kata "Serenada" berarti nyanyian yang tepat
dinyayikan pada waktu senja. Rendra banyak menciptakan serenada dalam Empat
Kumpulan sajak misalnya " Serenada Hitam", "Serenda Biru",
"Serenada Merah Jambu", "Serenda Ungu" , "Serenada
kelabu", dan sebagainya. Warna-warna di belakang serenada itu melambangkan
sifat nyanyian cinta itu : ada yang bahagia,sedih, kecewa, dan sebagainya.
Contoh:
SERENADA KELABU
Karya W.S. Rendra
1
Bagai daun yang melayang.
Bagai burung dalam angin.
Bagai ikan dalam pusaran.
Ingin ku dengan beritamu!
2
Ketika lewati kali terbayang gelakmu
Ketika melewati rumputan terkenang
segala kenangan.
Awan lewat indah sekali
Angin datang lembut sekali
Gambar-gambar di rumah penuh arti
Pintupun terbuka lebar- lebar
Ketika aku duduk makan ku ingin
benar bersama dirimu.
2.2.2.3
Ode
Ode adalah
puisi berisi pujaan terhadap seseorang, suatu hal, atau suatu keadaan. Puisi ode, puisi yang berisi pujian terhadap seseorang yang
memiliki jasa ataupun sikap kepahlawanan. Puisi ode
merupakan puisi pujian terhadap seseorang atas suatu hal atau suatu keadaan.
Jenis puisi banyak ditemukan zaman dahulu saat pahlawan Indonesia merebut
kemerdekaan.
Contoh
GENERASI SEKARANG
Karya
Asmara Hadi
Generasi
sekarang
Diatas
puncak gunung fantasi
Berdiri
aku, dan dari sana
Memandang
ke bawah ke tempat berjuang
Generasi
sekarang di pandang masa
Menciptakan
kemegahan baru
Pantoen
keindahan indonesia
Yang
jadi kenang kenangan
Pada
zaman dalam dunia
2.2.3
Puisi
Deskriptif
Dalam
puisi deskriptif, penyair memberi kesan terhadap suatu peristiwa atau fenomena
yang dipandang menarik perhatian penyair
(Waluyo, 1995:137). Jenis puisi yang dapat dikategorikan kedalam jenis ini
adalah satire, kritik sosial, dan puisi-puisi impresionistik.
Contoh :
MENGARUNGI
ARUS MIMPI
Karya : Nurshalan
Mengalir syahdu di kesunnyian
Menanti sampai kehulu intan
Meliak liuk di bebatuan
Tragedi kelam pada impian.....
Aliran hidup yang semakin deras
Tenaga lemah semakin terkuras
Akankah ada datangnya ruas
Ruas sejajr yang hening terpaksa....
Aliran kelam pada impian
Menyayat hati yang rentan
Mengalir sejajr dikiiri kanan
Akankah bertemu di ruas intan....
2.2.3.1 Satire
Satire
adalah puisi yang mengungkapkan perasaan tidak puas penyair terhadap suatu
keadaan yang dituangkannya dalam keadaan, yang di tuangkan dengan cara
menyindir, atau menyetakan sebaliknya.
Contoh :
TIKUS
BERDASI
Karya : Jesika Amanda
Lihat kami
Bekerja keras banting tulang
Mengeluarkan keringat
Hanya untuk sesuap nasi
Upah kami
Hanya sebungkus nasi
Tempat tinggal kami
Di istana di bawah jembatan
Lihat kau
Hidup serba mewah
Bersenang-senang diatas penderitaan kami
Berfoya-foya dengan uang rakyat negri ini
Memang sudah bebas di penjajah
Tapi negri ini
Belum bebas di koruptor
3
Kritik
sosial
Kritik sosial adalah puisi juga yang
menyatakan ketidak senangan penyair terhadap keadaan atau terhadap diri
seseorang, namun dengan cara membeberkan kepincangan atau ketidak beresan
keadaan orang tersebut.
Contoh:
SAMPAH
POLITIK
Karya : Zeinar
Tidaklah jelas suatu keputusan
Berkoar para pemulut besar
Perdebatan mulai memuncak
Tak peduli akibat dan tanggung jawab
Komentar seakan keputusan mutlak
Peratutan menjadi biang kerusuhan
Ironisasi jiga prasangka buruk
Masyarakat di buat linglung
Siapa yang benar....
Mana yang salah.....
Siapa sang pahlawan
Mana utusan setan
Hanya kemunafikan yang di agungkan
4 mpresionistik
Improsionistik
adalah puisi yang mengungkapkan kesan penyair terhadap suatu hal.
Contoh:
IBU
KOTA SENJA
Karya : Toto Sudarto Bactiar
Penghidupan sehari-hari, kehidupan sehari-hari
Antara kuli-kuli berdaki dan perempuan telanjang
mandi
Di sungai keayangan, kota kekasih
Udara menekan berat di atas jalan berkelokan
Gedung-gedung dan kepala mengabur dalam senja
Mengurai dan layung-layung membara di langit berat
daya, kata kekasih
Tekanan aku pada pusat hati mu
Ditengah-tengan kesibukan dan penderitaanmu
Aku seperti mimpi bulan putih dilautan awan belia
Sumber-sumber yang murni terpendam
Senantiasa di selimuti bumi keabuan
Dan tangan serta kata menahan nafas lepas bebas
Menunggu waktu mengangkit maut
Aku tidak tau apa-apa, di luar yang sederhana
Nyanyian-nyanyian kesenduan yang becanda kesedihan
Menunggu waktu keteduhan melanggar di pintu dini
pagi hari
Serta di keabadian mimpi-mimpi manusia
Klakson dan lonceng bunyi bergiliran
Dalam penghidupan sehari-hari, kehidupan sehari-hari
Antara kuli-kuli yang kembali
Dan perempuan yang mendaki tepi sungai kesayangan
Serta anak-anak berenang tertawa tak berdosa
Dibawah samaran istana kejang
Layung-layung senja melambang hilang
Dalam hutan malam terjulang tergesah
Sumber-sumber mumi menetap terpadam
Senantiasa di selaputi bumi keabuan
Seta senja dan tangan menahan nafas lepas bebas
O, kota kekasih setalah senja
Kota kediamanku, kota kerinduanku
4.1.1
Puisi
Kamar dan Puisi Auditorium
Istilah puis kamar dan puisi auditorium
dipopulerkanoleh Leon Agusta dalam bukukumpulan puisinya, Hukla. Puisi kamar ialah puisi yang cocok dibaca
sendirian atau dengan satu atau dua pendengar saja. Puisi kamar lebih berisi
perenungan sehingga pemaknaannya bisa di capai lewat pemikiran yang tenang.
Kebanyakan puisi Sapardi Djoko Damono bisa di kategorikan dalam jenis puisi
kamar.
Contoh:
AKU
INGIN
Aku
ingin
Aku ngin mencintaimu dengan sederhana:
Dengan kata yang tak sempat diucapkan
Kayu kepadaapi yang menjadikannya abu.
Akungin mencintaimu dengansederhana
Dengan isyarat yang tak sempat di sampaikan
Awan kepada hujan yang menjadikannya tiada.
(Waluyo,2003:117)
Puisi
Auditorium adalah puisi
yang cocokdibacakan di auditorium, mimbar yang jumlah pendengarnya bisa dikatakan
banyak. Puisi auditorium di sebut juga puisi mimbar, puisi yang keindahannya semakin
bergelora ketika di baca dengan suara lantang. Untuk disebutkan sebagai contoh,
Sajak Lisong karya W.S. Rendra bisa dikategorikan dalam jenis puisi mimbar.
4.1.2
Puisi
Subjektif dan Objektif
Puisi subjektif atau bisa disebut
puisi personal adalah puisi yang mengungkapkan gagasan, pemikiran, perasaan,
dan suasana dalam diri penyair sendiri. Puisi-puisi ekspresionis sema campuisi
lirik dapat di kategorikan sebagai puis isubjektif. Puisi objektif atau puisi
impersonal merupakan puisi yang mengungkapkan hal-hal di luar diri penyair itu
sendiri. Jenis-jenis puisi yang bisa di golongkan sebagai puisi objektif adalah
puisi naratif dan deskritptif, meskipunada di antaranya yang subjektif (Waluyo,
1995:138).
Puisi
Subjektif disebutjuga Puisi Personal, yakni puisi yang mengungkapkan gagasan,
pikiran, perasaan, dan suasan adalam diri penyair sendiri. Puisi-puisi yang
dituliskan umekspresionis dapat diklasifikasikan sebagai puisi subyektif,
karena mengungkapkan keadaan jiwa penyair sendiri. Demikian pula puisi lirik
dimana aku lirik bicara kepada pembaca. Puisi Objektif berarti Puisi yang
mengungkapkan hal-hal di luar diri penyair itu sendiri. Puisi obyektif di sebut
juga puisi impersonal. Puisi naratif dan deskriptif kebanyakana dalah puisi obyektif,
meskipun juga ada beberapa yang subyektif.
Puisi Kongkret
Puisi kongkret yaitu puisi yang mementingkan bentuk grafis atau tata
wajah yang disusun mirip dengan gambar. Di samping makna yang ingin disampaikan
oleh penyair, ia juga memperlihatkan kemanisan susunan kata-kata dan baris
serta bait yang menyerupai gambar seperti segitiga, huruf Z, kerucut, piala,
belah ketupat, segi empat, dan lain-lain.
Puisi kongkret
sangat terkenal dalam dunia perpuisian Indonesia sejak tahun 1970-an. Sutardji
Calzoum Bachri termasuk pelopor juga. Puisi-puisi Sutardji Calzoum Bachri
banyak yang dapat dikategorikan puisi kongkret. Puisi yang berjudul “Tragedi
Winka dan Sihka” ( bentuk zig-zag), Q (mirip sebuah bangunan), Kucing ( segi
empat) termasuk puisi kongkret.
Perhatikan puisi kongkret Dharma Sari di bawah ini!
Drama Sebabak
a C a r a C a
o
e
w w
o
e
C o
w o K a n d K
e w e k
o
e
w
w
e
o
e
o
e o
K
a
u
O w e e e e e
e k k
Puisi kongkret yang mirip gambar piala, yang garis-garisnya diganti dengan
sepuluh huruf itu cukup unik juga. Puisi tersebut mengedepankan sebuah acara
remaja antara cowok dan cewek yang berakhir dengan saling menuduh : kau
penyebab cewek melahirkan.
Unsur-unsur yang Menonjol dalam Puisi Kontemporer
Unsur-unsur yang menonjol dalam puisi kontemporer ialah :
- unsur bunyi : menggunakan rima dan repetisi
- tipografi : susunan baris-baris atau bait-bait puisi serta cara penulisan huruf
- enjambemen: pemotongan kalimat atau frase pada akhir baris dan potongan lainnya diletakkan kembali pada baris berikutnya.
- parodi atau unsur kelakar
Makna Puisi Kontemporer
Puisi
yang baik pasti memiliki makna walaupun dalam arti yang berbeda-beda. Meski
Sutardji Calzoum Bachri menampilkan kata-kata tanpa makna , ia masih tetap
berorientasi kepada makna dalam membawa suasana. Bagaimanapun juga puisi yang
berhasil mesti mempunyai makna. Pembaca tidaklah sia-sia jika mencoba mencari
makna dalam puisi-puisi kontemporer
a. Perhatikan puisi Q di bawah ini!
Q
! !
! ! !
!
! !
! ! !
!
! a
lif !
!
l
l a
l
a
m
! !
m m m m m
m m m m m m
ii
iii i i
i i ii
i
m m m m m m m m m m m m m m m m m
m m
( Sutardji Calzoum Bachri)
b. Perhatikan puisi “Tragedi Winka dan Sihka” di bawah ini!
Tragedi Winka dan Sihka
kawin
kawin
kawin
kawin
kawin
ka
win
ka
win
ka
win
ka
win
ka
win
ka
winka
winka
winka
sihka
sihka
sihka
sih
ka
sih
ka
sih
ka
sih
ka
sih
ka
sih
sih
sih
sih
sih
sih
ka
Ku
(Sutardji Calzoum Bachri, 1983)
Meskipun makna
puisi tersebut tidak diungkapkan, bentuk fisik puisi di atas membentuk makna.
Puisi di atas merupakan tragedi. Pembalikan kata /kawin/ menjadi /winka/ dan
/kasih/ menjadi /sihka/ mengandung makna bahwa perkawinan antara suami istri
itu berantakan dan kasih antara suami dan isteri sudah berbalik menjadi
kebencian.
Baris-baris puisi
yang membentuk zig-zag mengandung makna terjadinya kegelisahan dalam perjalanan
perkawinan itu. Pada baris ketujuh kata /kawin/ berjalan mundur. Hal ini
mengandung makna bahwa cinta dalam perkawinan yang tadinya besar, berubah
menjadi semakin lama semakin mengecil. Pada baris ke-15 kata /kawin/ berubah
menjadi /winka/, ini berarti percek-cokan dan perpisahan sudah sering terjadi
sehingga kata /kasih/berubah menjadi/sihka/, artinya kasih itu berubah menjadi
kebencian. Pada baris ke-22 kasih itu mundur sekali, sampai akhirnya tinggal
kasih sebelah saja, yakni tinggal /sih/ . Pada akhir puisi ini kawin dan kasih
itu menjadi kaku atau mati. /Ku/ diawali dengan huruf kapitall menyatakan bahwa
mereka kembali kepada Tuhan.
Baik puisi
“Tragedi Winka dan Sihka” maupun “Q” , keduanya termasuk puisi kongkret.
“Tragedi Winka dan Sihka” melambangkan bentuk zig-zag dan “Q” dengan bentuk
grafis yang mirip sebuah bangunan.
Membaca alif lam
mim, kita ingat kita ingat kepada Quran. Ini diperkuat dengan judul Q = Quran.
Tanda seru sebanyak itu dimaksudkan agar manusia rajun membaca Quran dengan
pemahaman yang mendalam. Huruf alif lam mim juga bermakna agar manusia
membuka misteri alam dan semua misteri alam itu ada jawabannya dalam Quran
Contoh lain
V V V V V V V V V V V V V V V V V
V V V V V V V V V V V V V V V V V
V V V V V V V V V V V V V V V V V
V V V V V V V V V V V V V V V V V
V V V V V V V V V V V V V V V V V
V V V V V V V V V V V V V V V V V
V V V V V V V V V V V V V V V V V
V V V V V V V V V V V V V V V V V
V
! VIVA
PANCASILA !
(Jeihan)
Untuk memahami bentuk
puisi semacam ini kita perlu memiliki daya kontemplasi dan imajinasi yang
tinggi. Puisi karya Jeihan ini dapat saja kita tafsirkan sebagai perjuangan
bangsa Indonesia dalam menggali, merumuskan, menghayati, dan mengamalkan
Pancasila sebagai dasar negara.
Jumlah V tujuh
belas dan jumlah baris delapan mengandung makna diproklamasikannya kemerdekaan
Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Memang sejak waktu itu hingga sekarang,
untuk mewujudkan suatu kehidupan bangsa yang berdasarkan Pancasila diperlukan
proses yang panjang, walaupun banyak tantangan, Pancasila tetap jaya.
Puisi Diafan
Puisi diafan disebut juga puisi trasparan. Artinya pembaca dapat
dengan mudah mengetahui isi atau maksud puisi yang dibacanya. Puisi- puisi
angkatan Pujangga Baru termasuk puisi taransparan. Puisi-puisi mereka
agak mudah di pahami.
Contoh Puisi Diafan
DIKAKIMU
Aku mengembara
Badan lemah berdaya tiada
Tinggi gunung yang kudaki
Lepas mega menghadap wala
Badan lemah berdaya tiada
Tinggi gunung yang kudaki
Lepas mega menghadap wala
Berapa kali aku terhenti
Meebah diri melepas lelah
Sekali aku meninjau ke bawah
Takjub melihat permai permata
Meebah diri melepas lelah
Sekali aku meninjau ke bawah
Takjub melihat permai permata
Mana rumahku mana hamlaman
Mata mencari kelihatan tiada
Sekalian menyatu indah semata
Terpaku diri memandang taman
Mata mencari kelihatan tiada
Sekalian menyatu indah semata
Terpaku diri memandang taman
Tuhanku, hati hasratkan Engkau! Pimpin umat-Mu naik memuncak Tempat mega
tiada menutup.
Ku memohon kepadamu..
untuk sekali saja, kau bagi kupingmu..
Mengapa tak jua kau dengar rintihanku
Mengapa tak jua kau dengar isakanku
Ku memohon padamu..
Dengarkan aku, aku mau melakukan apa saja
Agar kita bisa berlayar berdua di samudera manapun.
untuk sekali saja, kau bagi kupingmu..
Mengapa tak jua kau dengar rintihanku
Mengapa tak jua kau dengar isakanku
Ku memohon padamu..
Dengarkan aku, aku mau melakukan apa saja
Agar kita bisa berlayar berdua di samudera manapun.
Kau memalingkan muka..
Tak kau gubris diriku..
Sudah Ku katakan,
Aku lebih gila daripada 'Majnun'
Masih saja tak kau dekap diriku
Tak kau gubris diriku..
Sudah Ku katakan,
Aku lebih gila daripada 'Majnun'
Masih saja tak kau dekap diriku
Konkret
Dalam puisi
prismatis penyair mampu menyelaraskan kemampuan menciptakan majas, versifikasi,
diksi, dan pengimajian sedemikian rupa sehingga pembaca tidak terlalu mudah
menafsirkan makna puisinya, namun tidak terlalu gelap. Pembaca tetap dapat
menelusuri makna puisi itu. Namun makna itu bagaikan sinar yang keluar dari
prisma. Ada bermacam-macam makna yang muncul karena memang bahasa puisi
bersifat multi interpretable. Puisi prismatis kaya akan makna, namun tidak
gelap. Makna yang aneka ragam itu dapat ditelusuri pembaca. Jika pembaca
mempunyai latar belakang pengetahuan tentang penyair dan kenyataan sejarah,
maka pembaca akan lebih cepat dan tepat menafsirkan makna puisi tersebut.
Penyair-penyair seperti Amir Hamzah dan Chairil Anwar dapat menciptakan puisi-puisi prismatis. Namun belum tentu semua puisi yang dihasilkan bersifat prismatis. Hanya dalam suasana mood seorang penyair besar mampu menciptakan puisi prismatis. Jika puisi itu diciptakan tanpa kekuatan pengucapan, maka niscaya tidak akan dapat dihasilkan puisi prismatis. Puisi-puisi dari orang yang baru belajar menjadi penyair biasanya adalah puisi diafan. Namun kadang-kadang juga kita jumpai puisi gelap.
Penyair-penyair seperti Amir Hamzah dan Chairil Anwar dapat menciptakan puisi-puisi prismatis. Namun belum tentu semua puisi yang dihasilkan bersifat prismatis. Hanya dalam suasana mood seorang penyair besar mampu menciptakan puisi prismatis. Jika puisi itu diciptakan tanpa kekuatan pengucapan, maka niscaya tidak akan dapat dihasilkan puisi prismatis. Puisi-puisi dari orang yang baru belajar menjadi penyair biasanya adalah puisi diafan. Namun kadang-kadang juga kita jumpai puisi gelap.
BAB
III
PENUTUP
4.2
Kesimpulan
Berdasarkan
pengertian-pengertian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa pengertian puisi
ialah proses kreatifitas atau pencurahan ekspresi manusia dengan bahasa sebagai
alatnya yang dituangkan atau diwujudkan dalam
sebuah tulisan. Dalam hal ini puisi dapat dikatakan sebagai perwujudan
kepekaan seseorang terhadap alam dan kehidupan dalam usaha mengadakan
komunikasi dengan orang lain. Dilihat
dari bentuknya puisi terdiri dari berbagai macam yaitu puisi naratif, puisi
lirik, puisi deskriptif, puisi kamar dan auditorium, puisi subjektif dan puisi
objektif, puisi konkret,puisi diapandan puisi pragmatis.
4.3
Saran
Sebagai saran, dalam
proses pembuatan makalah tentang macam-macam puisi ini semoga dapat bermanfaat
baik secara umum maupun khusus. Kami selaku pembuat makalah apabila terdapat
banyak kesalah dalam pembuatan makah menerima kritik dan saran dari pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Aminudin.2014. Pengantar Apresiasi Karya Sastra.
Malang: Sinar Baru Algensindo
Kokasih, engkos. 2006. Cerdas Berbahasa Indonesdia. Jakarta:
Erlangga.
Wellek, R dan Warren, A. 1993. Teori Kesusastraan. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama.
http://id.Dewi.
2008. Pengertian Fungsi dan Ragam Sastra.blogspot.com.
http://www.kapasitor.net/community/post/2920-ragam-dan-jenis-puisi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar