Jumlah Pengunjung

Rabu, 28 Desember 2016

FRASA ADJEKTIVA DAN FRASA ADVERBIA

BAB I
PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang Masalah
Sintaksis merupakan ilmu yang mempelajari tentang tata bahasa. Sintaksis juga dapat dikatakan tata bahasa yang membahas hubungan antarkata dalam tuturan. Sintaksis secara etimologis berarti menempatkan bersama-sama kata-kata menjadi kelompok kata, kelompok kata menjadi kalimat. Menurut istilah sintaksis dapat mendefinisikan: bagian dari ilmu bahasa yang membicarakan seluk beluk kalimat, klausa, dan frasa (Ibrahim, dkk:1). Sintaksis itu mempelajari hubungan gramatikal di luar batas kata, tetapi di dalam satuan yang kita sebut kalimat (Verhaar, 1981:70).
Di dalam gramatika (grammar), frasa merupakan salah satu konstituen dari tataran (level) sintaksis, sehingga frasa merupakan bagian dari konstruksi sintaksis (Dola, 2010: 18).
Frasa, dalam konstruksi sintaksis, terletak pada tataran awal -sebelum klausa dan kalimat. Walaupun kata termasuk dalam tataran sintaksis, tetapi kata di sini hanya sebagai pembentuk satuan yang lebih besar di atasnya erta hubungan kata dengan satuan bahasa di atasnya.
Berbicara mengenai frasa, kita akan diingatkan kembali pada satuan-satuan bahasa yang telah kita ketahui sebelumnya. sekedar mengingatkan, satuan bahasa (linguistic unit) merupakan bentuk lingual yang merupakan komponen pembentuk bahasa.
Menurut Pike & Pike, satuan-satuan bahasa terdiri atas: morfem, gugus morfem, kata, frasa, kalimat, paragraf, monolog, pertukaran, dan konversasi. Frasa terletak pada konstituen ke-4. Sedangkan menurut Kridalaksana (1982) membedakan satuan bahasa menjadi morfem, kata, frasa, klausa, kalimat, gugus kalimat, paragraf, dan wacana. Frasa terletak pada konstituen ke-3. Frasa sebagai salah satu konstituen penting dalam satuan bahasa ternyata memegang peranan penting dalam proses pembentukan sintaksis. Jadi, untuk memahami sintaksis secara keseluruhan, terlebih dahulu kita perlu memahami tentang apa dan bagaimana konstituen terkecilnya, yaitu frasa.
Di dalam pertuturan (lisan) atau karangan (tulisan), bahasa itu diwujudkan dalam bentuk satuan-satuan bahasa yang disebut kalimat. Sedangkan kalimat itu sendiri terbentuk dari satuan-satuan kata yang dirangkaikan (Abd. Chaer, 2006: 300). Banyak permasalahan yang sering kita temui dalam sintaksis. Misalnya banyak yang sering mempermasalahkan antara frase dengan kata, ada yang membedakannya dan ada juga yang mengatakan bahwa keduanya itu sama. Oleh karena itu makalah ini disusun untuk memahami lebih lanjut tentang frase dan hal-hal yang berkaitan dengan frase dalam sintaksis Bahasa Indonesia.
1.2    Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan di atas, maka masalah yang akan kami bahas adalah sebagai berikut :
1.      Apa yang dimaksud dengan frasa adjectival?
2.      Bagaimana bentuk frasa adjektiva dari perilaku semantisnya?
3.      Apa fungsi adjektiva?
4.      Apa yang dimaksud dengan frasa adverbia?
5.      Bagaimana bentuk adverbial?
6.      Bagaimana struktur adverbial?
7.      Bagaimana bentuk adverbial dari perilaku semantisnya?

1.3    Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.      Untuk mengetahui pengertian dari frasa adjectival.
2.      Untuk mengetahui bentuk frasa adjektiva dari perilaku semantisnya.
3.      Untuk mengetahui fungsi adjektiva.
4.      Untuk mengetahui pengertian dari frasa adverbial?
5.      Untuk mengetahui bentuk adverbial.
6.      Untuk mengetahui struktur adverbial.
7.      Untuk mengetahui bentuk adverbial dari perilaku semantisnya.














BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Frasa Ajektiva
Frasa Adjektiva adalah frasa yang memberikan keterangan yang lebih khusus tentang sesuatu yang dinyatakan oleh nomina dalam kalimat. Adjektiva yang meberikan keterangan terhadap nomina itu berfungsi stributif. Keterangan itu dapat mengungkapkan suatu kualitas atau keanggotaan dalam suatu golongan. Contoh kata pemeri kualitas atau keanggotaan dalam suatu golongan itu ialah kecil, berat, merah, budar, gaib, dan ganda. Perhatikanlah contoh berikut.
(1)              Anak kecil                                meja bundar
Beban berat                             alam gaib
Baju merah                             pemain ganda

Selanjutnya adjektiva juga dapat berfungsi sebagai predikat dan adverbial kalimat. Fungsi predikat atau adverbial itu dapat mengacu ke suatu keadaan. Contoh kata pemeri keadaan ialah mabuk, sakit, basah, baik, dan sabar.
(2)              a. Agaknya dia sudah mabuk.
b. orang itu sakit dan tidak tertolong lagi.
c. bajunya basah kena hujan.
d. ia berhasil dengan baik.
e. hal itu dikemukakan secara sadar.

Adjektiva juga dicirikan oleh kemungkinannya menyatakan tingkat kualitas dan tingkat bandingan acuan nomina yang dterangkannya. Perbedaan tibgkat kualitas ditegaskan dengan pemakaian kata seperti sangat dan agak di samaping adjektiva.
Contoh :
(3)             a. anak itu sangat kuat.
b. agak jauh juga rumahnya.





2.1.1        Adjektiva Dari Perilaku Semantisnya

            Kelas adjektiva menunjukkan adanya dua tipe pokok: adjektiva bertaraf yang menggungkapkan suatu kualitas dan adjektiva tak bertaraf yang menggungkap keanggotaan dalam suatu golongan. Pembedaan adjektiva yang bertaraf dari adjektiva yang tak bertaraf bertalian dengan mungkin tidaknya adjektiva itu menyatakan berbagai tingkat kualitas dan berbagai tingkata bandingan. Untuk maksud itu dapat dipakai kata seperti sangat, agak, lebih, dan paling: sangat mudah, agak besar, lebih pendek, paling tua. Adjektiva tak bertaraf, sebaliknya, tidak dapat diberi pewatas tersebut. Tidak ada, misalnya, bentuk *sangat buntu,*agak genap,*lebih kekal,*paling tunggal.

2.1.1.1  Adjektiva Bertaraf
Adjektiva bertaraf dapat diabagi atas(1)adjektiva pemeri sifat,(2) adjektiva ukuran, (3) adjektiva warna,(4) adjektiva waktu,(5) adjektiva jarak,(6)adjektiva sikap batin, dan (7) adjektiva cerapan. Secara sematis batas di antara tujuh kategori itu tidak selalu jelas, bahkan kadang – kadang bertumpang tindih. Namun , secara morfologis akan tampak perbedaan potensi penurunnnya.

2.1.1.2   Adjektiva Pemeri Sifat
Adjektiva pemeri sifat jenis ini dapat memerikan kualitas dan intensitas yang bercorak fisik atau mental.
Contoh :
aman                ganas
bersih               kebal
cocok               latah
2.1.1.3 Adjektiva Ukuran
            Adjektiva ukuran mengacu ke kualitas yang dapat diukur dengan ukuran yang sifatnya kuantitatif.
Contoh :
  berat               pendek            tebal                lapang
ringan              kecil                 tipis                 sempit 



2.1.1.4  Adjektiva Warna
Adjektiva warna mengacu ke berbagai warna seperti
  merah                         hitam
 kuning                        putih
 hijau                           jingga
 biru                             lembayung

2.1.1.5 Adjektiva Waktu
Adjektiva waktu mengacu pada ke man proses, perbuatan, atau keadaan berada atau berlangsug sebagai pewatas.
Contoh :
  lama                            lambat
segera                          larut
jarang                          mendadak
2.1.1.6 Adjektiva Jarak
Adjektiva jarak mengaju ke ruang antara dua benda, tempat, atau wujud sebagai pewatas nomina.
Jauh                 rapat
Dekat              renggang
Lebat               akrab
2.1.1.7 adjektiva sikap batin
Adjektiva sikap batin bertalian dengan pengacuan suasana hati atau perasaan.
Contoh :
Bahagia                                               kasih
Bangga                                                negeri
Benci                                                   pening
2.1.1.8 Adjektiva Cerapan
Adjektiva cerapan bertalian dengan pancaindera, yakni penglihatan, pendengaran, penciuman, atau penghidauan, perabaan, dan pencitarasaan.
Contoh :
a. penglihatan: gemerlap, suram, terang
b. pendengaran : bising, garau, jelas, merdu, nyaring, serak
c. penciuman : anyir, busuk, hancing, harum, semerbak, tengik, wangi
d. perabaan: basah, halus, kasar, keras, kesat, lembab, lembut, licin,tajam
e. pencitarasaan : asam, enak, kelat, lezat, lemak, manis,pahit, payau, sedap, tawar

2.1.1.2 Adjektiva Tak Bertaraf
Adjektiva tak bertaraf menempatkan acuan nomina yang diwatasinya di dalam kelompok atau golongan tertentu. Kehadirannya di dalam lingkungan itu tidak dapat bertaraf – taraf. Sesuatu ada di dalamnya atau luarnya.
Abadi                          lancing
Buntu                          mutlak
Gaib                            niskala
Ganda                                     pelak

2.1.2 FUNGSI ADJEKTIVA
2.1.2.1  Fungsi Artibutif
Adjektiva yang merupakan pewatas dalam frasa nominal yang nominnya menjadi subjek, objek atau pelengkap dikatakan dipakai secara atributif, tempatnya di sebelah kanan nomina. Perhatikan contoh yang berikut.
Buku merah
Harga mahal
Gadis kecil
2.1.2.2  Fungsi Predikatif
Adjektiva ini menjalankan fungsi predikat atau pelengkap dalam klausa dikatakan dipakai secara predikatif.
Contoh :
a. gedung yang baru itu sangat megah.
b. setelah menerima rapor, mereka pun gembira.
c. sedilah hatinya melihat adanknya tidak naik kelas.

Jika subjek atau predikat kalimat berupa frasa atau klausa yang panjang, demi kejelasan batas antara subjek dan predikat itu kadang – kadang disisipkan kata adalah.
Contoh :
a. yang disarankan kepadamu itu (adalah) baik.
d. (adalah) tidak benar bahwa saya menolak usulnya.
e. (adalah) wajar bagi seorang istri jadi cemburu.

Adjektiva dalam frasa adejektiva dapat juga diikuti pewatas yang beposisi disebelah kanannya.
Contoh :
sakit lagi
bodoh kembali
kaya juga

2.2   FRASA ADVERBIA
Frasa Adverbial ialah kelompok kata yang dibentuk dengan keterangan kata sifat. Frasa ini bersifat modifikasi (mewatasi), misal : sangat baik kata baik merupakan inti dan kata sangat merupakan pewatas. Frasa yang bersifat modifikasi ini contohnya ialah agak besar, kurang pandai, hampir baik, begitu kuat, pandai sekali, lebih kuat, dengan bangga, dengan gelisah. Frasa Adverbial yang bersifat koordinatif (yang tidak menerangkan), contoh frasanya ialah lebih kurang kata lebih tidak menerangkan kurang dan kurang tidak menerangkan lebih.

            2.2.1 Batasan Dan Ciri-Ciri Adverbia
Adverbia adalah kata yang memberikan keterangan pada verba, adjektiva, nomina predikatif, atau kalimat. Dalam kalimat saya ingin cepat-cepat pulang, kata cepat-cepat adalah adverbial yang menerangkan verba pulang ; juga dalam kalimat ibu rukni sangat bijaksana, kata sangat adalah adverbial yang menerangkan adjektiva bijaksana.
Adverbial sebagai kategori harus dibedakan dari keterangan sebagai fungsi kalimat. Jadi, dalam kalimat Ia datang kemarina, kata kemarin berkategori nomina (bukan adverbial), tetapi fungsinya adalah keterangan waktu. Dalam kalimat Ibu Rukni sangat bijaksana, kata sangat berfungsi sebagai keterangan dan kebetulan juga kategorinya adalah adverbial.
Adverbia dalam bahasa Indonesia dapat diklasifikasikan dengan mempertimbangkan
                                    1. Bentuk
                                    2. Struktur Sintaksis
                                    3. Maknanya


            2.2.2 Bentuk Adverbia
Adverbia dapat terdiri atas satu morfem (monomorfemis) dapat pula terdiri atas morfem dua atau lebih (polimorfemis). Kata sangat adalah monomorfemis, (-sedang-) sedangkan sebaiknya adalah polimorfemis (se-baik-nya).
Adverbial yang polimorfemis dibentuk melalui salah satu cara berikut :
1.         Mengulang kata dasar contoh ; diam-diam, pelan-pelan, hati-hati.
2.         Mengulang kata dasar dan menambahkan sufiks –an seperti ; habis-   habisan.
3.         Mengulang kata dasar dan menambahkan gabungan sufiks se-+-nya, seperti; setinggi-tingginya, sedalam-dalamnya, sekuat-kuatnya.
4.         Dengan menambahkan gabungan sufiks se-+-nya, seperti ; sebaiknya, selekasnya, sebearnya, sesungguhnya, dan sebagainya.
5.         Dengan menambahkan -nya pada kata dasar. Contoh; agaknya, biasanya, rupanya, rasanya.

2.2.3 Struktur Sintaksis Adverbia
Strutur sintaksis adverbial dapat dilihat melalui dua segi yaitu :
1.         Letak strukturnya dengan ciri sebagai berikut :
- Senantiasa mendahului kata yang diterangkan. Contoh ; lebih tinggi, terlalu kuat, sangat pandai, hanya menulis.
- Senantiasa mengikuti kata yang diterangkan. Contoh ; tampan nian, jelek benar, duduk saja, merah sekali.
- Dapat mendahului atau mengikuti kata yang diterangkan. Contoh ; jangan lekas-lekas pulang, jangan pulang lekas-lekas, lekas-lekas dia pulang.
2. Lingkup strukturnya dapat ditinjau dari medan jangkauan adverbial yang terbatas pada satuan frasa dan yang mencapai satuan kalimat. Adverbial yang jangkauannya terbatas pada :
- Frasa adjectival. Contoh ; tinggi sekali, agak cantik.
- Frasa verbal. Contoh ; berlari cepat, lekas-lekas pulang.
- Frasa adverbial. Contoh ; tiba-tiba sekali, kurang serempak.
- Frasa nominal predikat. Contoh ; hanya petani, hanya guru.

Dari keempat frasa diatas hanya frasa verballah yang memiliki keleluasan berpindah tempat, di awal maupun di belakang konstituen intinya.

                   2.2.4 Adverbia dari Segi Perilaku Semantisnya
Berdasarkan perilaku semantisnya, dapat dibedakan delapan jenis adverbial yaitu:
1)  Adverbia Kualitatif
Adverbial kualitatif adalah adverbial yang menggambarkan makna yang berhubungan dengan tingkat, derajat, atau mutu. Yang termasuk adverbial ini adalah kata-kata seperti paling, sangat, lebih, kurang. Contoh :
                                       - Saya paling suka masakan Jepang
                                       - Senyumnya sangat menggemasakan
2)  Adverbial Kuantitaf
Adverbial kuantitatif menggambarkan makna yang berhubungan dengan jumlah. Yang termasuk adverbial ini, antara lain, kata banyak, sedikit, kira-kira, dan cukup. Contoh:
                                       - Lukanya banyak mengeluarkan darah
                                       - Raut wajahnya sedikit memerah
                                       - Kalau ia kira-kira marah, kami menjauh
                                       - Warna bajunya cukup serasi dengan warna celananya
3)  Adverbial Limitatif
Adverbial limitative adalah adverbial yang menggambarkan makna yang berhubungan dengan pembatasan. Kata-kata seperti hanya, saja, dan sekadar dalam contoh berikut termasuk advberbia limitative. Contoh:
- Obat itu hanya mengahambat pertumbuhan penyakit
- Kami di rumah saja selama liburan ini
- Ia sekadar menarik hatiku
4)  Adverbia Frekuentatif
Adverbial frekuaentatif adalah adverbial yang menggambarkan makna berhubungan dengan tingkat kekerapan terjadinya sesuatu yang diterangkan adverbial itu. Kata yang tergolong adverbial ini misalnya, selalu, sering, jarang,  dan kadang-kadan. Contoh :
- Kami selalu makan malam bersama-sama
- Mereka sering mengabaikan tanggung jawab
- Para siswa yang rajin jarang tinggal kelas
- Kadang-kadang saya terkejut melihat inisiatifnya
5)  Adverbia Kewaktuan
Adverbia kewaktuan adalah adverbial yang menggambarkan makna berhubungan dengan saat terjadinya peristiwa yang diterangkan oleh adverbial itu. Yang dimaksud dengan adverbial kewaktuan ialah bentuk seperti baru dan segera. Contoh:
- Ayah baru diberhentikan dari jabatannya
- Kami berlima akan segera menyepakati masalah itu
6)  Adverbial Kecaraan
Adverbial kecaraan ialah adverbial yang menggambarkan makna yang berhubungan dengan bagaimana peristiwa yang diterangan oleh adverbial berlangsung atau terjadi. Yang termasuk adverbial kecaraan ini adalah bentuk-bentuk seperti diam-diam, secepatnya, dan pelan-pelan. Contoh :
- Ikuti dia diam-diam dari belakang
                 - Kami akan menyelesaikan tugas itu secepatnya
- Pelan-pelan Moerdiono menjelaskan posisi pemerintah
7)  Adverbial Kontrastif
Adverbial kontrastif ialah adverbial yang menggambarkan pertentangan dengan makna kata atau hal yang dinyatakan sebelumnya. Yang termasuk ke dalam adverbial kontrastif adalah bentuk seperti bahkan, malahan, dan justru.
- Saya belum pernah kerumahnya bahkan sampai sekarangpun alamatnya saya tidak tahu
- Jangankan saya diberi ongkos pulang, dia malahan mau pinjem uang
-  Siapa bilang dia kikir, justru dia yang menyumbang paling banyak
8)  Adverbial Keniscayaan
Adverbia Keniscayaan adalah adverbial yang menggambarkan makan yang berhubungan dengan kepastian tentang keberlangsungan atau terjadinya hal atau peristiwa ayng dijelaskan adverbial itu. Yang termasuk adverbial keniscayaan adalah bentuk seperti niscaya, pasti, dan tentu.
-  Niscaya manusia akan hancur kalau mengabaikan hal itu
-  Kami pasti akan menemukannya nanti
-  Pemerintah tentu akan memperhatikan semua unsure yang disampaikan oleh para wakil rakyat.





BAB III
PENUTUP

3.1  KESIMPULAN
            Frasa Adjektiva adalah frasa yang memberikan keterangan yang lebih khusus tentang sesuatu yang dinyatakan oleh nomina dalam kalimat. Adjektiva yang meberikan keterangan terhadap nomina itu berfungsi stributif. Keterangan itu dapat mengungkapkan suatu kualitas atau keanggotaan dalam suatu golongan. Frasa Adverbial ialah kelompok kata yang dibentuk dengan keterangan kata sifat. Frasa ini bersifat modifikasi (mewatasi).
3.2  SARAN
Semoga bermanfaat dan menambah pengetahuan para pembaca. Kami mohon maaf apabila ada kesalahan ejaan dalam penulisan kata dan kalimat yang kurang jelas, dimengerti, dan lugas. Karena kami hanyalah manusia biasa yang tak luput dari kesalahan. Dan kami juga sangat mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.











DAFTAR PUSTAKA
Chaer, Abdul. 2008. Sintaksis Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.
Khairah, Miftahul  dan Sakura Ridwan. 2014. Sintaksis. Jakarta : Bumi Aksara.
http://nurhidayati0109.blogspot.co.id/2014/09/adverbia.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar