BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Motivasi merupakan satu penggerak dari dalam hati
seseorang untuk melakukan atau mencapai sesuatu tujuan. Motivasi juga bisa
dikatakan sebagai rencana atau keinginan untuk menuju kesuksesan dan
menghindari kegagalan hidup. Dengan kata lain motivasi adalah sebuah proses
untuk tercapainya suatu tujuan. Seseorang yang mempunyai motivasi berarti ia
telah mempunyai kekuatan untuk memperoleh kesuksesan dalam kehidupan.
Oleh karena itu, motivasi sangat dibutuhkan dalam proses
belajar mengajar. Mengapa demikian? Karena dengan adanya motivasi dapat memicu
siswa/anak didik untuk semangat dalam melakukan aktifitas belajar. Dengan
demikian, maka siswa/anak didik dapat dengan mudah dalam memahami materi
pelajaran yang disampaikan oleh gurunya. Selain dari pada itu, dengan adanya
motivasi juga dapat menumbuhkan rasa ingin tahu siswa/anak didik sehingga anak
akan terdorong untuk bertanya dan mencari tahu tentang materi tersebut.
Dari pentingnya motivasi belajar inilah, penulis tertarik
untuk mengkaji tentang motivasi belajar yang ada dalam proses pembelajaran.
Disini juga dijabarkan oleh penulis mengenai pengertian, kebutuhan, teori
tentang motivasi, dan piramida hierarki maslow. Meskipun demikian, tidak
menutup kemungkinan masih adanya kesalahan-kesalahan atau kekurang sempurnaan
dalam makalah ini. Oleh karena itu, kritik dan saran sangatlah dibutuhkan oleh
penulis untuk perbaikan dan masukan dalam menulis makalah yang akan datang.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang
telah disampaikan di atas, maka masalah yang akan kami bahas adalah sebagai
berikut :
1. Apakah pengertian Motivasi?
2.
Bagaimanakah kebutuhan motivasi dalam belajar?
3.
Bagaimana fungsi motivasi dalam belajar?
4.
Apakah macam-macam motivasi?
5.
Bagaimana bentuk-bentuk motivasi di sekolah?
6.
Apakah perlu aktivitas dalam belajar?
7.
Apakah prinsip-prinsip aktivitas?
8.
Bagaimana jenis-jenis aktivitas dalam belajar?
1.3 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini
adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian dari
motivasi.
2. Untuk mengetahui kebutuhan motivasi
dalam belajar.
3. Untuk mengetahui bagaimana fungsi
dari motivasi dalam belajar.
4. Untuk mengetahui macam-macam
motivasi.
5. Untuk mengetahui bentuk-bentuk
motivasi di sekolah.
6. Untuk mengetahui apakah perlu
aktivitas dalam belajar.
7. Untuk mengetahui prinsip-prinsip
aktivitas.
8. Untuk mengetahui jenis-jenis
aktivitas dalam belajar.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Motivasi
Istilah dalam Pengertian Motivasi berasal dari perkataan
Bahasa Inggris yakni motivation. Namun perkataan asalnya adalah motive yang
juga telah digunakan dalam Bahasa Melayu yakni kata motif yang berarti tujuan
atau segala upaya untuk mendorong seseorang dalam melakukan sesuatu.
Secara ringkas, pengertian Motivasi dapat diartikan sebagai tujuan atau
pendorong, dengan tujuan sebenarnya yang menjadi daya penggerak utama bagi
seseorang dalam berupaya dalam mendapatkan atau mencapai apa yang diinginkannya
baik itu secara positif ataupun negatif. Selain itu, Pengertian Motivasi merupakan
suatu perubahan yang terjadi pada diri seseorang yang muncul adanya gejala
perasaan, kejiwaan dan emosi sehingga mendorong individu untuk melakukan atau
bertindak sesuatu yang disebabkan karena kebutuhan, keinginan dan tujuan.( http://isma-ismi.com/pengertian-motivasi.html, akses tanggal 27 Oktober 2015.).
Adapun pengertian motivasi menurut para ahli seperti yang
telah dipaparkan oleh Sardiman (2006:73), motivasi merupakan daya penggerak
dari dalam untuk melakukan kegiatan untuk mencapai tujuan. Hamalik (1992:173),
motivasi merupakan perubahan energi dalam diri atau pribadi seseorang yang
ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Menurut Mulyasa
(2003:112), motivasi merupakan tenaga pendorong atau penarik yang
menyebabkan adanya tingkah laku ke arah suatu tujuan tertentu. Peserta didik
akan bersungguh-sungguh karena memiliki motivasi yang tinggi.( http://isma-ismi.com/pengertian-motivasi.html, akses tanggal 27 Oktober 2015).
Dapat disimpulkan bahwa Pengertian Motivasi dalam belajar
merupakan segala daya penggerak di dalam diri siswa yang muncul terhadap
kegiatan yang akan menjamin kelangsungan dalam belajar dan mengarahkan pada
kegiatan belajar pula sehingga terwujudnya tujuan kegiatan belajar yang
dikehendaki. Dorongan seseorang dalam belajar merupakan kekuatan mental untuk
melakukan kegiatan dalam memenuhi segala harapan dan dorongan inilah yang
menjadi
2.2 Kebutuhan Motivasi dalam Belajar
Sebuah kehidupan
dari masa kemasa semakin banyak perubahan. Ada perubahan positif ada juga
perubahan negatif. Perubahan juga banyak terjadi pada lingkup pendidikan atau
sekolah. Pada masa dahulu di Indonesia sangatlah sulit untuk besekolah atau
mendapatkan pendidikan yang layak, tapi untuk di masa sekarang, sudah banyak
perubahan, sudah banyak program yang mengharuskan para anak bangsa untuk
bersekolah. Di Indonesia juga sudah diterapkan sistem "Wajib Sekolah 12
Tahun". Tapi sangat disayangkan, meski sistem itu sudah diterapkan, masih
saja banyak anak bangsa yang tidak bersekolah. Apa sebenarnya yang menyebabkan
hal itu bisa terjadi.
Kurangnya motivasi
yang diberikan untuk anak bangsa bisa menjadi salah satu faktornya. Motivasi
bisa tidak tersalur dengan baik kepada anak bangsa mungkin karena kebutuhan
yang seharusnya terpenuhi dan akhirnya menghasilkan sebuah motivasi tidak
terpenuhi, oleh karenanya masih banyak anak bangsa yang tidak bersekolah.
Sebuah kebutuhan
jika sudah terpenuhi pastinya akan menghasilkan sebuah motivasi yang memotivasi
kebutuhan itu untuk menjadi lebih meningkat. Seperti kata
Maslow, Kebutuhan itu sendiri memiliki tingkatan atau yang disebut dengan
hirarki, tingkatan itu sendiri mulai dari yang terendah sampai yang paling
tinggi. Tingkatan kebutuhan itu sendiri sebagai berikut:
1.
Kebutuhan fisiologis atau dasar
Kebutuhan
fisiologis atau dasar adalah kebutuhan seperti makan, minum dan lain-lain.
Ketika kebutuhan dasar ini sudah terpenuhi oleh anak bangsa, dimana anak sudah
sarapan atau berenergi kembali, anak akan siap untuk belajar dan akhirnya anak
akan termotivasi untuk belajar dengan baik ketika kebutuhan dasarnya sudah
terpenuhi.
2.
Kebutuhan rasa aman
Kebutuhan
rasa aman juga dibutuhkan anak bangsa ketika mereka sedang mendapatkan
pendidikan disekolah. Dimana anak merasa aman berada di ruang lingkup sekolah
amupun kelas. Dimana anak tidak akan merasakan takut karena adanya senioritas
disebuah sekolah serta bullying yang sebabkan oleh teman-teman ataupun bisa
terjadi karena guru. Jika kebutuhan ini sudah terpenuhi, motivasi anak untuk
memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi akan meningkat.
3.
Kebutuhan dicintai dan disayangi
Kebutuhan
dicintai dan disayangi juga sangat dibutuhkan anak bangsa. Ketika anak merasa
mereka disayang, memiliki teman-teman yang akrab, guru yang selalu memberikan
perhatian, anak akan sangat senang dan akhirnya membuat kebutuhan yang lebih
tinggi akan muncul.
4.
Kebutuhan harga diri
Kebutuhan
harga diri, kebutuhan ini adalah kebutuhan yang disetiap sekolah harus ada,
tapi bukan berarti kebutuhan yang diatas tidak ada. Ketika kebutuhan ini sudah
terpenuhi, contohnya ketika anak berhasil dalam pekerjaannya dan mendapatkan
hasil yang baik, anak ingin kerja kerasnya diakui. Ketika pengakuan dari guru,
teman, serta orang tua sudah iya terima, harga diri yang anak miliki menjadi
meningkat dan itu membuat kebutuhan ini sudah terpenuhi dan motivasi anak untuk
memberikan sebuah prestasi kembali akan menjadi lebih menigkat berkat pengakuan, maupun yang
diberikan telah terjadi. (http://motivatearound.weebly.com/1/post/2013/12/pengaruh-kebutuhan-dalam-motivasi-belajar.html, akses tanggal 27 Oktober 2015).
2.3 Fungsi Motivasi dalam Belajar
Motivasi belajar
dianggap sangat penting dalam proses belajar dan pembelajaran dilihat dari
fungsi, nilai dan manfaatnya. Hal tersebut menjadi acuan bahwa motivasi belajar
mendorong timbulnya tingkah laku dan juga mempengaruhi serta dapat mengubah
tingkah laku siswa. Dalam hal ini ada tiga fungsi motivasi yaitu:
1.
Motivasi belajar mendorong timbulnya tingkah laku atau perbuatan dalam
belajar. Suatu perbuatan akan timbul karena adanya motivasi, Motivasi dalam hal
ini sebagai motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
2.
Motivasi belajar berfungsi sebagai pengarah dalam belajar. Artinya
motivasi mengarahkan pada perubahan untuk mencapai yang diinginkan. Motivasi
dapat memberikan arah dan kegiatan apa yang harus dikerjakan sesuai dengan
rumusan tujuannya.
3.
Motivasi belajar berfungsi sebagai penggerak. Artinya motivasi
mengerakkan tingkah laku seseorang dalam belajar. Motivasi belajar juga
berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi. (http://www.pengertianpakar.com/2015/02/pengertian-dan-fungsi-motivasi-belajar.html, akses tanggal 27 Oktober 2015).
2.4 Macam-macam Motivasi
Dilihat dari berbagai sudut pandang, para ahli psikologi
berusaha untuk menggolongkan motif-motif yang ada pada manusia atau suatu
organisme kedalam beberapa golongan menurut pendapatnya masing-masing.
Diantaranya menurut Woodwort dan Marquis sebagaimana dikutip oleh Ngalim
Purwanto, motif itu ada tiga golongan yaitu:
1.
Kebutuhan-kebutuhan organis
yakni, motif-motif yang berhubungan dengan kebutuhan-kebutuhan bagian dalam
dari tubuh seperti : lapar, haus, kebutuhan bergerak, beristirahat atau tidur,
dan sebagainya.
2.
Motif-motif yang timbul
yang timbul sekonyong-konyong (emergency motives) inilah motif yang timbul
bukan karena kemauan individu tetapi karena ada rangsangan dari luar, contoh motif
melarikan diri dari bahaya,motif berusaha mengatasi suatu rintangan.
3.
Motif Obyektif yaitu motif
yang diarahkan atau ditujukan ke suatu objek atau tujuan tertentu di sekitar
kita, timbul karena adanya dorongan dari dalam diri kita.
Arden N. Frandsen yang dikutip oleh Sardiman, A.M,
mengemukakan jenis motivasi dilihat dari dasar pembentukannya, yaitu : motif
bawaan (motive psychological drives) dan motif yang dipelajari (affiliative
needs), misalnya : dorongan untuk belajar suatu cabang ilmu pengetahuan dan
sebagainya. Selanjutnya Sartain membagi motif-motif itu
menjadi dua golongan sebagai berikut:
1.
Psychological drive adalah
dorongan-dorongan yang bersifat fisiologis atau jasmaniah seperti lapar, haus
dan sebagainya.
2.
Sosial Motives adalah
dorongan-dorongan yang ada hubungannya dengan manusia lain dalam masyarakat
sepert, dorongan selalu ingin berbuat
baik (etika) dan sebagainya.
Adapun bentuk motivasi belajar di Sekolah dibedakan
menjadi dua macam, yaitu:
1.
Motivasi intrinsik adalah
hal dan keadaan yang berasal dari dalam diri siswa sendiri yang dapat mendorong
melakukan tindakan belajar. Dalam buku lain motivasi intrinsik adalah motivasi
yang timbul dari dalam diri seseorang atau motivasi yang erat hubungannya
dengan tujuan belajar, misalnya : ingin memahami suatu konsep, ingin memperoleh
pengetahuan dan sebagainya. Faktor-faktor yang dapat menimbulkan motivasi
intrinsik adalah:
a.
Adanya kebutuhan
b.
Adanya pengetahuan
tentang kemajuan dirinya sendiri
c.
Adanya cita-cita atau
aspirasi.
Ada dua jenis motivasi intrinsik:
i.
Determinasi
diri, Dalam
pandangan ini, murid ingin percaya bahwa mereka melakukan sesuatu karena
kemauan sendiri, bukan karena kesuksesan atau imbalan eksternal. Di sini,
motivasi internal dan minat intrinsik dalam tugas sekolah naik apabila murid
punya pilihan dan peluang untuk mengambil tanggung jawab personal atas
pembelajaran mereka.
ii.
Pilihan
personal, Pengalaman
optimal ini berupa perasaan senang dan bahagia yang besar. Pengalaman optimal
ini kebanyakan terjadi ketika orang merasa mampu menguasai dan berkonsentrasi
penuh saat melakukan suatu aktivitas. Pengalaman optimal ini terjadi ketika
individu terlibat dalam tantangan yang mereka anggap tidak terlalu sulit tetapi
juga tidak terlalu mudah.
2.
Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik
adalah hal atau keadaan yang datang dari luar individu siswa, yang mendorongnya
untuk melakukan kegiatan belajar. Bentuk motivasi ekstrinsik ini merupakan
suatu dorongan yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar,
misalnya siswa rajin belajar untuk memperoleh hadiah yang telah dijanjikan oleh
orang tuanya, pujian dan hadiah, peraturan atau tata tertib sekolah, suri
tauladan orang tua, guru dan lain-lain merupakan contoh konkrit dari motivasi
ekstrinsik yang dapat mendorong siswa untuk belajar. Perlu ditegaskan, bukan
berarti motivasi ekstrinsik tidak baik dan tidak penting. Dalam kegiatan
belajar mengajar tetap penting, karena kemungkinan besar keadaan siswa itu
dinamis berubah-ubah dan juga mungkin komponen-komponen lain dalam proses
belajar mengajar ada yang kurang menarik bagi siswa sehingga siswa tidak
bersemangat dalam melakukan proses belajar mengajar baik di sekolah maupun di
rumah. Bahwa setiap siswa tidak sama tingkat motivasi belajarnya, maka motivasi
ekstrinsik sangat diperlukan dan dapat diberikan secara tepat. Di dalam
kegiatan belajar mengajar peranan motivasi baik intrinsik maupun ekstrinsik
sangat diperlukan. Dengan motivasi, siswa dapat mengembangkan aktifitas dan
inisiatif sehingga dapat mengarahkan dan memelihara kerukunan dalam melakukan
kegiatan belajar. (http://www.edu-file.com/2015/01/pengertian-dan-fungsi-motivasi-dalam.html,
akses tanggal 27 Oktober 2015).
2.5 Bentuk-bentuk Motivasi di Sekolah
Dalam proses
belajar mengajar, baik motivasi intrinsik maupun motivasi ekstrinsik diperlukan
untuk mendorong anak didik agar rajin belajar. Motivasi ekstrinsik sangat
diperlukan bila diantara anak didik ada yang kurang berminat mengikuti
pelajaran dalam jangka waktu tertentu. Peranan motivasi ekstrinsik cukup besar
untuk membimbing anak didik dalam belajar. Untuk itu seorang guru biasanya
memanfaatkan motivasi ekstrinsik untuk untuk meningkatkan minat anak didik agar
lebih bergairah belajar meski terkadang tidak tepat.
Kesalahan dalam
memberikan motivasi ekstrinsik akan berakibat merugikan prestasi belajar anak
didik dalam kondisi tertentu. Interaksi belajar mengajar menjadi kurang
harmonis. Tujuan pendidikan dan pengajaran tidak akan tercapai dalam waktu yang
relatif singkat dan sesuai dengan target yang dirumuskan. Oleh karena itu,
pemahaman mengenai konsep psikologis anak didik sangat diperlukan guna
mengetahui segala apa yang sedang dihadapi anak didik sehingga gairah
belajarnya menurun.
Ada beberapa bentuk
motivasi yang dapat dimanfaatkan dalam rangka mengarahkan belajar anak didik di
kelas, sebagai berikut:
1. Memberi Angka
Angka
yang dimaksud adalah sebagai simbol atau nilai dari hasil aktivitas belajar
anak didik. Angka atau nilai yang baik mempunyai potensi yang besar untuk
memberikan motivasi kepada anak didik lainnya. Namun, guru harus menyadari
bahwa angka/ nilai bukanlah merupakan hasil belajar yang sejati, hasil belajar
yang bermakna, karena hasil belajar seperti itu lebih menyentuh aspek kognitif.
Penilaian juga harus diarahkan kepada aspek kepribadian anak didik dengan cara
mengamati kehidupan anak didik di sekolah dan tidak hanya berpedoman pada hasil
ulangan di kelas.
2. Hadiah
Hadiah
adalah memberikan sesuatu kepada orang lain sebagai penghargaan. Dalam dunia
pendidikan, hadiah bisa dijadikan sebagai alat motivasi. Hadiah dapat diberikan
kepada anak didik yang berprestasi. Dalam pendidikan modern, anak didik yang
berprestasi tinggi memperoleh predikat sebagai anak didik teladan dan untuk
perguruan tinggi disebut sebagai mahasiswa teladan. Hadiah berupa uang beasiswa
supersemar diberikan untuk memotivasi anak didik atau mahasiswa agar selalu
mempertahankan prestasi belajar.
3.
Kompetisi
Kompetisi
adalah persaingan, dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk mendorong anak
didik agar mereka belajar. Bila iklim belajar yang kondusif terbentuk, maka
setiap anak didik terlihat dalam kompetisi untuk menguasai bahan pelajaran yang
diberikan. Selanjutnya, setiap anak didik sebagian individu melibatkan diri
mereka masing-masing ke dalam aktivitas belajar. Kondisi inilah yang
dikehendaki dalam pendidikan modern, yakni Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA),
bukan catat buku sampai akhir pelajaran.
4. Ego Involvement
Menumbuhkan
kesadaran kepada anak didik agar merasakan pentingnya tugas dan menerima
sebagai suatu tantangan sehingga bekerja keras dengan mempertahankan harga
diri, adalah sebagai bentuk motivasi yang cukup penting. Seseorang akan
berusaha segenap tenaga untuk mencapai prestasi yang baik dengan menjaga harga
dirinya. Penyelesaian tugas yang baik adalah simbol kebanggaan dan harga diri.
5. Memberi Ulangan
Ulangan
bisa dijadikan sebagai motivasi. Anak didik biasanya mempersiapkan diri dengan
belajar jauh-jauh untuk menghadapi ulangan. Oleh karena itu, ulangan merupakan
strategi yang cukup baik untuk memotivasi anak didik agar lebih rajin belajar.
Namun, ulangan tidak selamanya dapat digunakan sebagai alat motivasi. Ulangan
yang guru lakukan setiap hari dengan tak terprogram, hanya karena selera akan
membosankan anak didik.
6. Mengetahui Hasil
Mengetahui
hasil belajar bisa dijadikan sebagai alat motivasi. Bagi anak didik yang
menyadari betapa besarnya sebuah nilai prestasi belajar akan meningkatkan
intensitas belajarnya untuk mendapatkan prestasi belajar yang melebihi prestasi
belajar sebelumnya. Prestasi belajar yang rendah menjadikan anak didik giat
belajar untuk memperbaikinya.
7. Pujian
Pujian
yang diucapkan pada waktu yang tepat dapat dijadikan sebagai alat motivasi.
Pujian adalah bentuk apresiasi positif dan merupakan motivasi yang baik. Guru
bisa memanfaatkan pujian untuk memuji keberhasilan anak didik dalam mengerjakan
pekerjaan sekolah. Pujian diberikan sesuai hasil kerja bukan dibuat-buat.
8. Hukuman
Meski
hukuman sebagai apresiasi yang negatif tetapi bila dilakukan dengan tepat dan
bijak akan berfungsi sebagai alat motivasi yang baik dan efektif. Hukuman akan
merupakan motivasi bila dilakukan dengan pendekatan edukatif, bukan karena
dendam. Pendekatan edukatif yang dimaksud di sini sebagai hukuman yang mendidik
dan bertujuan memperbaiki sikap dan perbuatan anak didik yang dianggap salah.
Sehingga dengan hukuman yang diberikan itu anak didik tidak akan mengulangi
kesalahan.
9. Minat
Minat
adalah kecenderungan yang menetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa
aktivitas. Minat adalah suatu rasa lebih suka dan tertarik pada suatu hal atau
aktivitas tanpa ada yang menyuruh. Anak didik yang berminat terhadap sesuatu
cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap sesuatu yang
diminati itu. Minat besar pengaruhnya terhadap aktivitas belajar. Anak didik
yang berminat terhadap suatu mata pelajaran akan mempelajarinya dengan
sungguh-sungguh karena ada daya tarik baginya. Minat merupakan alat motivasi
yang utama yang dapat membangkitkan gairah belajar anak didik dalam rentang
waktu tertentu. Oleh karena itu, guru perlu membangkitkan minat anak didik agar
pelajaran yang diberikan mudah dipahami. (http://adwintaactivity.blogspot.co.id/2012/05/bentuk-bentuk-motivasi-dalam-belajar.html,
akses tanggal 27 Oktober 2015).
2.6 Perlunya Aktivitas dalam Belajar
Pada prinsipnya belajar adalah berbuat, berbuat untuk
mengubah tingkah laku, jadi melakukan kegiatan/aktivitas. Tidak akan
terjadi pembelajaran jika tidak adaaktivitas guru dan siswa. Dalam Sardiman
(2011), jenis-jenis aktivitas dalam belajar antara lain sebagai berikut:
1.
Visual ctivities, contohnya
membaca, memperhatikan gambar, memperhatikan pekerjaan orang lain.
2.
Oral activities, contohnya
bertanya, berpendapat, berdiskusi.
3.
Listening activities,
contohnya mendengarkan: uraian, percakapan, diskusi.
4.
Writing activities,
contohnya menulis cerita, laporan, menyalin.
Mental
activities, contohnya memecahkan soal, menganalisa, mengambil keputusan.Mengapa
diperlukan aktivitas dalam belajar. Pada prinsipnya belajar adalahkegiatan
untuk mengubah tingkah laku, jadi tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas.
Dalam Sardiman (2005), manusia itu sesuatu yang dinamis, memiliki potensi dan
energisendiri. Oleh karena itu secara alamiah anak didik itu juga bisa menjadi
aktif, karenaadanaya motivasi dan didorong oleh bermacam-macam kebutuhan. Anak
didik dipandangsebagai organisme yang mempunyai potensi untuk berkembang.
Itulah sebabnya aktivitasmerupakan prinsip atau asas yang sangat penting di
dalam interaksi belajar-mengajar. (http://www.scribd.com/doc/174771036/Perlunya-Aktivitas-Belajar#scribd,
akses tanggal 27 Oktober 2015).
2.7 Prinsip-prinsip Aktivitas
Pengalaman belajar yang baik hanya bisa didapat bila
peserta didik mau mengaktifkan dirinya sendiri dengan bereaksi terhadap
lingkungan. Belajar yang berhasil mesti melalui berbagai macam aktivitas, baik
aktivitas fisik maupun aktivitas psikis. Aktifitas fisik adalah peserta didik
giat dan aktif dengan anggota badan. Peserta didik yang memiliki aktivitas
psikis (kejiwaan) ialah jika daya jiwanya bekerja sebanyak-banyaknya atau
banyak berfungsi dalam rangka pengajaran.
Memberikan kesempatan beraktivitas kepada siswa bukan
dalam arti semua kegiatan belajar mengajar diserahkan kepada siswa tetapi
prinsip aktivitas maksudnya adalah bahwa guru harus memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk melakukan sesuatu dalam mengembangkan dirinya dan
mengekpresikan kemampuannya secara total. Dengan demikian guru hanyalah men-stimulant,
sedangkan yang mengolah dan mencerna adalah peserta didik itu sendiri sesuai
kemauan, kemampuan, bakat, dan latar belakang masing-masing. Jadi belajar
adalah suatu proses dimana peserta didik harus aktif.
Prinsip ini sudah sangat tegas dan jelas dalam al-Qur’an,
pedoman hidup seorang muslim, sebagimana firman Allah Swt:
“Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain
apa yang telah diusahakannya.” (QS. An-Najm: 39)
Lebih tegasnya lagi Allah Swt berfirman:
“Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum,
sehingga mereka berusaha merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.” (QS.
ar-Ra’d: 11)
Dalam prinsip ini, maka tugas guru dalam mengajar antara
lain:
1.
Membangkitkan keaktifan
jiwa siswa melalui:
a.
Guru banyak mengajukan
pertanyaan dan membimbing diskusi.
b.
Memberikan tugas untuk
memecahkan masalah-masalah, menganalisis, mengambil keputusan.
c.
Membuat berbagai
percobaan dengan menyimpulkan, memberi pendapat.
3.
Membangkitkan keaktifan
jasmani siswa, maka guru perlu:
a.
Menyelenggarakan
berbagai bentuk pekerjaan keterampilan di bengkel, laboraturium.
b.
Mengadakan pameran,
karyawisata.
(http://riwayatattubani.blogspot.co.id/2008/10/teori-teori-dan-prinsip-prinsip.html,
akses tanggal 27 Oktober 2015).
2.8 Jenis-jenis Aktivitas dalam Belajar
Belajar bukanlah berproses dalam kehampaan, tidak pula
pernah sepi dari berbagai aktivitas. Tidak pernah terlihat orang yang belajar
tanpa melibatkan aktivitas raganya. Apalagi bila akativitas belajar itu
berhubungan dengan masalah belajar menulis, mencatatat, memandang, membaca,
mengingat, berpikir, latihan atau praktek, dan sebagainya.
1.
Mendengarkan
Mendengarkan adalah salah satu aktivitas
belajar. Setiap orang yang belajar di sekolah pasti ada aktivitas mendengarkan.
Ketika seorang guru menggunakan metode ceramah, maka setiap siswa atau
mahasiswa diharuskan mendengarkan apa yang guru ( dosen ) sampaikan. Menjadi
pendengar yang baik dituntut dari mereka, di sela-sela ceramah itu, ada
aktivitas mencatat hal-hal yang dianggap penting.
Aktivitas mendengarkan adalah aktivitas
belajar yang diakui kebenarannya dalam dunia pendidikan dan pengajaran dalam
pendidikan formal persekolahan, ataupun non-formal. Apabila dalam kerangka
pemerataan pendidikan, maka anak-anak tuna rungu perlu diperhatikan secara
intensif agar tidak ada lagi penyakit kebodohan. Itulah nilai strategis
aktivitas mendengarkan dalam belajar.
2.
Memandang
Memandang adalah mengarahkan penglihatan ke
suatu objek. Aktivitas memandang berhubungan erat dengan mata, karena dalam
memandang itu matalah yang memegang peranan penting. Tanpa mata tidak mungkin
terjadi aktivitas memandang dapat dilakukan. Tapi perlu diingat bahwa tidak
semua aktivitas memandang berarti belajar. Aktivitas memandang dalam arti
belajar di sini adalah aktivitas memandang yang bertujuan sesuai dengan
kebutuhan untuk mengadakan perubahan tingkah laku yang positif.
Aktivitas memandang tanpa tujuan bukanlah
termasuk perbuatan belajar. Meski pandangan tertuju pada suatu objek, tetapi
tidak adanya tujuan yang ingin dicapai, maka pandangan yang demikian tidak
termasuk belajar.
3.
Meraba, membau, dan
mencicipi atau mengecap
Aktivitas meraba, membau dan mengecap adalah
indra manusia yang dapat dijadikan sebagai alat untuk kepentingan belajar.
Artinya aktivitas meraba, membau dan mengecap dapat memberikan kesempatan bagi
seseorang untuk belajar, tentu saja aktivitasnya harus disadari oleh tujuan.
Dengan demikian, aktivitas-aktivitas meraba, aktivitas membau, ataupun
aktivitas mengecap dapat dikatakan belajar, apabila semua aktivitas itu
didorong oleh kebutuhan, motivasi untuk mencapai tujuan dengan menggunakan
situasi tertentu untuk memperoleh perubahan tingkah laku.
4.
Menulis atau mencatat
Menulis atau mencatat merupakan kegiatan yang
tidak terpisahkan dari aktivitas belajar. Perlu diketahui bahwa tidak setiap
mencatat adalah belajar. Aktivitas mencatat yang bersifat menurut, menciplak
atau mengcopy tidak dapat dikatakan sebagai aktivitas belajar. Mencatat yang
termasuk sebagai aktivitas belajar yaitu apabila dalam mencatat itu orang
menyadari kebutuhan dan tujuannya, serta menggunakan seperangkat tertentu agar
catatan itu nantinya berguna bagi pencapaian tujuan belajar.
5.
Membaca
Aktivitas membaca adalah aktivitas yang
paling banyak dilakukan selama belajar di sekolah atau di perguruan tinggi.
Kalau belajar adalah untuk mendapatkan ilmu pengetahuan, maka membaca adalah
jalan menuju ke pintu ilmu pengetahuan. Ini berarti untuk mendapatkan ilmu
pengetahuan tidak ada cara lain yang harus dilakukan kecuali memperbanyak membaca.
Kalau begitu membaca identik dengan mencari ilmu pengetahuan agar menjadi
cerdas, dan mengabaikannya berarti kebodohan.
6.
Membuat ikhtisar atau
ringkasan dan menggarisbawahi
Banyak orang yang merasa terbantu dalam
belajarnya karena menggunakan ikhtisar-ikhtisar materi yang dibuatnya. Ikhtisar
atau ringkasan ini memang dapat membantu dalam hal mengingat atau mencari
kembali materi dalam buku untuk masa-masa yang akan datang. Untuk keperluan
belajar yang intensif, bagaimanapun juga hanya membuat ikhtisar adalah belum
cukup. Sementara membaca, pada hal-hal yang penting perlu diberi garis bawah (
underlining ). Hal ini sangat membantu dalam usaha menemukan kembali materi
itu di kemudian hari, bila diperlukan.
7.
Mengamati tabel-tabel,
diagram-diagram dan bagan-bagan
Dalam buku ataupun di lingkungan lain sering
dijumpai tabel-tabel, diagram, ataupun bagan-bagan. Materi non-verbal semacam
ini sangat berguna bagi seseorang dalam mempelajari materi yang relevan.
Demikian pula gambar-gambar, peta-peta, dan lain-lain dapat menjadi bahan
ilustratif yang membantu pemahaman seseorang tentang sesuatu hal. Semua
tabel-tabel, diagram-diagram, dan bagan dihadirkan di buku tidak lain adalah
dalam rangka memperjelas penjelasan yang penulis uraikan.
8.
Menyusun paper atau kertas
kerja
Bila pembicaraan ini memasalahkan penyusunan
paper, maka hal ini berhubungan erat dengan masalah tulis menulis. Penulisan
yang baik sesuai dengan prosedur ilmiah dituntut dalam penulisan paper ini.
Penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar menurut ejaan Bahasa Indonesia
yang Disempurnakan (EYD) dituntut, sehingga menghasilkan karya tulis yang
bermutu tinggi.
Dalam menyusun paper tidak bisa sembarangan,
tetapi harus metodologis dan sistematis. Metodologis artinya menggunakan metode
menggunakan metode-metode tertentu dalam penggarapannya. Sistematis artinya
menggunakan kerangka pikir yang logis dan kronologis.
9.
Mengingat
Mengingat merupakan gejala psikologis. Untuk
mengetahui bahwa seseorang sedang mengingat sesuatu, dapat dilihat dari sikap
dan perbuatannya. Perbuatan mengingat dilakukan bila seseorang sedang
mengingat-ingat kesan yang telah dipunyai.
Ingatan itu sendiri adalah kemampuan jiwa
untuk memasukkan (learning), menyimpan (retention), dan
menimbulkan kembali (remembering) hal-hal yang telah lampau. Jadi,
mengenai ingatan tersebut ada tiga fungsi, yaitu: memasukkan, menyimpan, dan
mengangkat kembali ke alam sadar. Mengingat adalah salah satu aktivitas
belajar. Tidak ada seorang pun yang tidak pernah mengingat dalam belajar.
10.
Berpikir
Berpikir adalah termasuk aktivitas belajar.
Dengan berpikir orang memperoleh penemuan baru, setidak-tidaknya orang menjadi
tahu tentang hubungan antara sesuatu. Berpikir bukanlah sembarang berpikir,
tetapi ada taraf tertentu, dari taraf berpikir yang rendah sampai taraf
berpikir yang tinggi.
11.
Latihan atau praktek
Learning
by doing adalah konsep belajar yang menghendaki
adanya penyatuan usaha mendapatkan kesan-kesan dengan cara berbuat, belajar
sambil berbuat dalam hal ini termasuk latihan, latihan termasuk cara yang baik
untuk memperkuat ingatan. (http://klik-sini-sob.blogspot.co.id/2013/10/jenis-jenis-aktivitas-belajar.html,
akses tanggal 27 Oktober 2015).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Motivasi adalah suatu dorongan atau kehendak yang
menyebabkan seseorang untuk bergerak melakukan sesuatu guna mencapai suatu
tujuan tertentu belajar
yaitu suatu proses perubahan tingkah laku yang dilakukan oleh seseorang sebagai
hasil dari pengalamannya sendiri maupun dari interaksi dengan lingkungannya,
baik secara formal, informal maupun non formal. Motivasi belajar yaitu kesanggupan untuk melakukan kegiatan belajar
karena didorong oleh keinginannya untuk memenuhi kebutuhan dari dalam dirinya
ataupun yang datang dari luar.
Motivasi dibagi menjadi dua jenis yaitu motivasi positif, artinya melalui
pemberian hadiah bagi yang berprestasi, diharapkan mereka akan dapat lebih
berprestasi dan motivasi negatif yaitu dengan memberi hukuman bagi yang bersalah, tentunya agar
mereka tidak mengulangi kesalahan.
DAFTAR PUSTAKA
http://isma-ismi.com/pengertian-motivasi.html, akses tanggal 27 Oktober 2015.
http://motivatearound.weebly.com/1/post/2013/12/pengaruh-kebutuhan-dalam-motivasi-belajar.html, akses tanggal 27 Oktober 2015.
http://www.pengertianpakar.com/2015/02/pengertian-dan-fungsi-motivasi-belajar.html, akses tanggal 27 Oktober 2015.
http://www.edu-file.com/2015/01/pengertian-dan-fungsi-motivasi-dalam.html, akses tanggal 27 Oktober 2015.
http://www.scribd.com/doc/174771036/Perlunya-Aktivitas-Belajar#scribd,
akses tanggal 27 Oktober 2015.
http://riwayatattubani.blogspot.co.id/2008/10/teori-teori-dan-prinsip-prinsip.html,
akses tanggal 27 Oktober 2015.
http://klik-sini-sob.blogspot.co.id/2013/10/jenis-jenis-aktivitas-belajar.html,
akses tanggal 27 Oktober 2015.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar