Jumlah Pengunjung

Rabu, 28 Desember 2016

Motivasi dan aktivitas dalam belajar



BAB I
PENDAHULUAN

1.1   Latar Belakang Masalah
Motivasi merupakan satu penggerak dari dalam hati seseorang untuk melakukan atau mencapai sesuatu tujuan. Motivasi juga bisa dikatakan sebagai rencana atau keinginan untuk menuju kesuksesan dan menghindari kegagalan hidup. Dengan kata lain motivasi adalah sebuah proses untuk tercapainya suatu tujuan. Seseorang yang mempunyai motivasi berarti ia telah mempunyai kekuatan untuk memperoleh kesuksesan dalam kehidupan.
Oleh karena itu, motivasi sangat dibutuhkan dalam proses belajar mengajar. Mengapa demikian? Karena dengan adanya motivasi dapat memicu siswa/anak didik untuk semangat dalam melakukan aktifitas belajar. Dengan demikian, maka siswa/anak didik dapat dengan mudah dalam memahami materi pelajaran yang disampaikan oleh gurunya. Selain dari pada itu, dengan adanya motivasi juga dapat menumbuhkan rasa ingin tahu siswa/anak didik sehingga anak akan terdorong untuk bertanya dan mencari tahu tentang materi tersebut.
Dari pentingnya motivasi belajar inilah, penulis tertarik untuk mengkaji tentang motivasi belajar yang ada dalam proses pembelajaran. Disini juga dijabarkan oleh penulis mengenai pengertian, kebutuhan, teori tentang motivasi, dan piramida hierarki maslow. Meskipun demikian, tidak menutup kemungkinan masih adanya kesalahan-kesalahan atau kekurang sempurnaan dalam makalah ini. Oleh karena itu, kritik dan saran sangatlah dibutuhkan oleh penulis untuk perbaikan dan masukan dalam menulis makalah yang akan datang.




1.2  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan di atas, maka masalah yang akan kami bahas adalah sebagai berikut :
1.   Apakah pengertian Motivasi?
2.    Bagaimanakah kebutuhan motivasi dalam belajar?
3.    Bagaimana fungsi motivasi dalam belajar?
4.    Apakah macam-macam motivasi?
5.    Bagaimana bentuk-bentuk motivasi di sekolah?
6.    Apakah perlu aktivitas dalam belajar?
7.    Apakah prinsip-prinsip aktivitas?
8.    Bagaimana jenis-jenis aktivitas dalam belajar?


1.3   Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.      Untuk mengetahui pengertian dari motivasi.
2.      Untuk mengetahui kebutuhan motivasi dalam belajar.
3.      Untuk mengetahui bagaimana fungsi dari motivasi dalam belajar.
4.      Untuk mengetahui macam-macam motivasi.
5.      Untuk mengetahui bentuk-bentuk motivasi di sekolah.
6.      Untuk mengetahui apakah perlu aktivitas dalam belajar.
7.      Untuk mengetahui prinsip-prinsip aktivitas.
8.      Untuk mengetahui jenis-jenis aktivitas dalam belajar.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1   Pengertian Motivasi
Istilah dalam Pengertian Motivasi berasal dari perkataan Bahasa Inggris yakni motivation. Namun perkataan asalnya adalah motive yang juga telah digunakan dalam Bahasa Melayu yakni kata motif yang berarti tujuan atau segala upaya untuk mendorong seseorang dalam melakukan  sesuatu. Secara ringkas, pengertian Motivasi dapat diartikan sebagai tujuan atau pendorong, dengan tujuan sebenarnya yang menjadi daya penggerak utama bagi seseorang dalam berupaya dalam mendapatkan atau mencapai apa yang diinginkannya baik itu secara positif ataupun negatif. Selain itu, Pengertian Motivasi merupakan suatu perubahan yang terjadi pada diri seseorang yang muncul adanya gejala perasaan, kejiwaan dan emosi sehingga mendorong individu untuk melakukan atau bertindak sesuatu yang disebabkan karena kebutuhan, keinginan dan tujuan.( http://isma-ismi.com/pengertian-motivasi.html, akses tanggal 27 Oktober 2015.).
Adapun pengertian motivasi menurut para ahli seperti yang telah dipaparkan oleh Sardiman (2006:73), motivasi merupakan daya penggerak dari dalam untuk melakukan kegiatan untuk mencapai tujuan. Hamalik (1992:173), motivasi merupakan perubahan energi dalam diri atau pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Menurut Mulyasa (2003:112), motivasi merupakan tenaga pendorong atau penarik yang menyebabkan adanya tingkah laku ke arah suatu tujuan tertentu. Peserta didik akan bersungguh-sungguh karena memiliki motivasi yang tinggi.( http://isma-ismi.com/pengertian-motivasi.html, akses tanggal 27 Oktober 2015).
Dapat disimpulkan bahwa Pengertian Motivasi dalam belajar merupakan segala daya penggerak di dalam diri siswa yang muncul terhadap kegiatan yang akan menjamin kelangsungan dalam belajar dan mengarahkan pada kegiatan belajar pula sehingga terwujudnya tujuan kegiatan belajar yang dikehendaki. Dorongan seseorang dalam belajar merupakan kekuatan mental untuk melakukan kegiatan dalam memenuhi segala harapan dan dorongan inilah yang menjadi

2.2   Kebutuhan Motivasi dalam Belajar
Sebuah kehidupan dari masa kemasa semakin banyak perubahan. Ada perubahan positif ada juga perubahan negatif. Perubahan juga banyak terjadi pada lingkup pendidikan atau sekolah. Pada masa dahulu di Indonesia sangatlah sulit untuk besekolah atau mendapatkan pendidikan yang layak, tapi untuk di masa sekarang, sudah banyak perubahan, sudah banyak program yang mengharuskan para anak bangsa untuk bersekolah. Di Indonesia juga sudah diterapkan sistem "Wajib Sekolah 12 Tahun". Tapi sangat disayangkan, meski sistem itu sudah diterapkan, masih saja banyak anak bangsa yang tidak bersekolah. Apa sebenarnya yang menyebabkan hal itu bisa terjadi.
Kurangnya motivasi yang diberikan untuk anak bangsa bisa menjadi salah satu faktornya. Motivasi bisa tidak tersalur dengan baik kepada anak bangsa mungkin karena kebutuhan yang seharusnya terpenuhi dan akhirnya menghasilkan sebuah motivasi tidak terpenuhi, oleh karenanya masih banyak anak bangsa yang tidak bersekolah.
Sebuah kebutuhan jika sudah terpenuhi pastinya akan menghasilkan sebuah motivasi yang memotivasi kebutuhan itu untuk menjadi lebih meningkat. Seperti kata Maslow, Kebutuhan itu sendiri memiliki tingkatan atau yang disebut dengan hirarki, tingkatan itu sendiri mulai dari yang terendah sampai yang paling tinggi. Tingkatan kebutuhan itu sendiri sebagai berikut:
1.    Kebutuhan fisiologis atau dasar
Kebutuhan fisiologis atau dasar adalah kebutuhan seperti makan, minum dan lain-lain. Ketika kebutuhan dasar ini sudah terpenuhi oleh anak bangsa, dimana anak sudah sarapan atau berenergi kembali, anak akan siap untuk belajar dan akhirnya anak akan termotivasi untuk belajar dengan baik ketika kebutuhan dasarnya sudah terpenuhi.

2.    Kebutuhan rasa aman
Kebutuhan rasa aman juga dibutuhkan anak bangsa ketika mereka sedang mendapatkan pendidikan disekolah. Dimana anak merasa aman berada di ruang lingkup sekolah amupun kelas. Dimana anak tidak akan merasakan takut karena adanya senioritas disebuah sekolah serta bullying yang sebabkan oleh teman-teman ataupun bisa terjadi karena guru. Jika kebutuhan ini sudah terpenuhi, motivasi anak untuk memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi akan meningkat.
3.    Kebutuhan dicintai dan disayangi
Kebutuhan dicintai dan disayangi juga sangat dibutuhkan anak bangsa. Ketika anak merasa mereka disayang, memiliki teman-teman yang akrab, guru yang selalu memberikan perhatian, anak akan sangat senang dan akhirnya membuat kebutuhan yang lebih tinggi akan muncul.
4.    Kebutuhan harga diri
Kebutuhan harga diri, kebutuhan ini adalah kebutuhan yang disetiap sekolah harus ada, tapi bukan berarti kebutuhan yang diatas tidak ada. Ketika kebutuhan ini sudah terpenuhi, contohnya ketika anak berhasil dalam pekerjaannya dan mendapatkan hasil yang baik, anak ingin kerja kerasnya diakui. Ketika pengakuan dari guru, teman, serta orang tua sudah iya terima, harga diri yang anak miliki menjadi meningkat dan itu membuat kebutuhan ini sudah terpenuhi dan motivasi anak untuk memberikan sebuah prestasi kembali akan menjadi lebih  menigkat berkat pengakuan, maupun yang diberikan telah terjadi. (http://motivatearound.weebly.com/1/post/2013/12/pengaruh-kebutuhan-dalam-motivasi-belajar.html, akses tanggal 27 Oktober 2015).

2.3   Fungsi Motivasi dalam Belajar
Motivasi belajar dianggap sangat penting dalam proses belajar dan pembelajaran dilihat dari fungsi, nilai dan manfaatnya. Hal tersebut menjadi acuan bahwa motivasi belajar mendorong timbulnya tingkah laku dan juga mempengaruhi serta dapat mengubah tingkah laku siswa. Dalam hal ini ada tiga fungsi motivasi yaitu:
1.    Motivasi belajar mendorong timbulnya tingkah laku atau perbuatan dalam belajar. Suatu perbuatan akan timbul karena adanya motivasi, Motivasi dalam hal ini sebagai motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
2.      Motivasi belajar berfungsi sebagai pengarah dalam belajar. Artinya motivasi mengarahkan pada perubahan untuk mencapai yang diinginkan. Motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan apa yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.
3.      Motivasi belajar berfungsi sebagai penggerak. Artinya motivasi mengerakkan tingkah laku seseorang dalam belajar. Motivasi belajar juga berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi. (http://www.pengertianpakar.com/2015/02/pengertian-dan-fungsi-motivasi-belajar.html, akses tanggal 27 Oktober 2015).

2.4  Macam-macam Motivasi
Dilihat dari berbagai sudut pandang, para ahli psikologi berusaha untuk menggolongkan motif-motif yang ada pada manusia atau suatu organisme kedalam beberapa golongan menurut pendapatnya masing-masing. Diantaranya menurut Woodwort dan Marquis sebagaimana dikutip oleh Ngalim Purwanto, motif itu ada tiga golongan yaitu:
1.    Kebutuhan-kebutuhan organis yakni, motif-motif yang berhubungan dengan kebutuhan-kebutuhan bagian dalam dari tubuh seperti : lapar, haus, kebutuhan bergerak, beristirahat atau tidur, dan sebagainya.
2.    Motif-motif yang timbul yang timbul sekonyong-konyong (emergency motives) inilah motif yang timbul bukan karena kemauan individu tetapi karena ada rangsangan dari luar, contoh motif melarikan diri dari bahaya,motif berusaha mengatasi suatu rintangan.
3.    Motif Obyektif yaitu motif yang diarahkan atau ditujukan ke suatu objek atau tujuan tertentu di sekitar kita, timbul karena adanya dorongan dari dalam diri kita.
Arden N. Frandsen yang dikutip oleh Sardiman, A.M, mengemukakan jenis motivasi dilihat dari dasar pembentukannya, yaitu : motif bawaan (motive psychological drives) dan motif yang dipelajari (affiliative needs), misalnya : dorongan untuk belajar suatu cabang ilmu pengetahuan dan sebagainya. Selanjutnya Sartain membagi motif-motif itu menjadi dua golongan sebagai berikut:
1.    Psychological drive adalah dorongan-dorongan yang bersifat fisiologis atau jasmaniah seperti lapar, haus dan sebagainya.
2.    Sosial Motives adalah dorongan-dorongan yang ada hubungannya dengan manusia lain dalam masyarakat sepert,  dorongan selalu ingin berbuat baik (etika) dan sebagainya.
Adapun bentuk motivasi belajar di Sekolah dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
1.    Motivasi intrinsik adalah hal dan keadaan yang berasal dari dalam diri siswa sendiri yang dapat mendorong melakukan tindakan belajar. Dalam buku lain motivasi intrinsik adalah motivasi yang timbul dari dalam diri seseorang atau motivasi yang erat hubungannya dengan tujuan belajar, misalnya : ingin memahami suatu konsep, ingin memperoleh pengetahuan dan sebagainya. Faktor-faktor yang dapat menimbulkan motivasi intrinsik adalah:
a.    Adanya kebutuhan
b.    Adanya pengetahuan tentang kemajuan dirinya sendiri
c.    Adanya cita-cita atau aspirasi.
Ada dua jenis motivasi intrinsik:
i.      Determinasi diri,  Dalam pandangan ini, murid ingin percaya bahwa mereka melakukan sesuatu karena kemauan sendiri, bukan karena kesuksesan atau imbalan eksternal. Di sini, motivasi internal dan minat intrinsik dalam tugas sekolah naik apabila murid punya pilihan dan peluang untuk mengambil tanggung jawab personal atas pembelajaran mereka.
ii.    Pilihan personal,  Pengalaman optimal ini berupa perasaan senang dan bahagia yang besar. Pengalaman optimal ini kebanyakan terjadi ketika orang merasa mampu menguasai dan berkonsentrasi penuh saat melakukan suatu aktivitas. Pengalaman optimal ini terjadi ketika individu terlibat dalam tantangan yang mereka anggap tidak terlalu sulit tetapi juga tidak terlalu mudah.
2.     Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah hal atau keadaan yang datang dari luar individu siswa, yang mendorongnya untuk melakukan kegiatan belajar. Bentuk motivasi ekstrinsik ini merupakan suatu dorongan yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar, misalnya siswa rajin belajar untuk memperoleh hadiah yang telah dijanjikan oleh orang tuanya, pujian dan hadiah, peraturan atau tata tertib sekolah, suri tauladan orang tua, guru dan lain-lain merupakan contoh konkrit dari motivasi ekstrinsik yang dapat mendorong siswa untuk belajar. Perlu ditegaskan, bukan berarti motivasi ekstrinsik tidak baik dan tidak penting. Dalam kegiatan belajar mengajar tetap penting, karena kemungkinan besar keadaan siswa itu dinamis berubah-ubah dan juga mungkin komponen-komponen lain dalam proses belajar mengajar ada yang kurang menarik bagi siswa sehingga siswa tidak bersemangat dalam melakukan proses belajar mengajar baik di sekolah maupun di rumah. Bahwa setiap siswa tidak sama tingkat motivasi belajarnya, maka motivasi ekstrinsik sangat diperlukan dan dapat diberikan secara tepat. Di dalam kegiatan belajar mengajar peranan motivasi baik intrinsik maupun ekstrinsik sangat diperlukan. Dengan motivasi, siswa dapat mengembangkan aktifitas dan inisiatif sehingga dapat mengarahkan dan memelihara kerukunan dalam melakukan kegiatan belajar. (http://www.edu-file.com/2015/01/pengertian-dan-fungsi-motivasi-dalam.html, akses tanggal 27 Oktober 2015).

2.5  Bentuk-bentuk Motivasi di Sekolah
Dalam proses belajar mengajar, baik motivasi intrinsik maupun motivasi ekstrinsik diperlukan untuk mendorong anak didik agar rajin belajar. Motivasi ekstrinsik sangat diperlukan bila diantara anak didik ada yang kurang berminat mengikuti pelajaran dalam jangka waktu tertentu. Peranan motivasi ekstrinsik cukup besar untuk membimbing anak didik dalam belajar. Untuk itu seorang guru biasanya memanfaatkan motivasi ekstrinsik untuk untuk meningkatkan minat anak didik agar lebih bergairah belajar meski terkadang tidak tepat.
Kesalahan dalam memberikan motivasi ekstrinsik akan berakibat merugikan prestasi belajar anak didik dalam kondisi tertentu. Interaksi belajar mengajar menjadi kurang harmonis. Tujuan pendidikan dan pengajaran tidak akan tercapai dalam waktu yang relatif singkat dan sesuai dengan target yang dirumuskan. Oleh karena itu, pemahaman mengenai konsep psikologis anak didik sangat diperlukan guna mengetahui segala apa yang sedang dihadapi anak didik sehingga gairah belajarnya menurun.
Ada beberapa bentuk motivasi yang dapat dimanfaatkan dalam rangka mengarahkan belajar anak didik di kelas, sebagai berikut:
1.    Memberi Angka
Angka yang dimaksud adalah sebagai simbol atau nilai dari hasil aktivitas belajar anak didik. Angka atau nilai yang baik mempunyai potensi yang besar untuk memberikan motivasi kepada anak didik lainnya. Namun, guru harus menyadari bahwa angka/ nilai bukanlah merupakan hasil belajar yang sejati, hasil belajar yang bermakna, karena hasil belajar seperti itu lebih menyentuh aspek kognitif. Penilaian juga harus diarahkan kepada aspek kepribadian anak didik dengan cara mengamati kehidupan anak didik di sekolah dan tidak hanya berpedoman pada hasil ulangan di kelas.
2.     Hadiah
Hadiah adalah memberikan sesuatu kepada orang lain sebagai penghargaan. Dalam dunia pendidikan, hadiah bisa dijadikan sebagai alat motivasi. Hadiah dapat diberikan kepada anak didik yang berprestasi. Dalam pendidikan modern, anak didik yang berprestasi tinggi memperoleh predikat sebagai anak didik teladan dan untuk perguruan tinggi disebut sebagai mahasiswa teladan. Hadiah berupa uang beasiswa supersemar diberikan untuk memotivasi anak didik atau mahasiswa agar selalu mempertahankan prestasi belajar.
3.     Kompetisi
Kompetisi adalah persaingan, dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk mendorong anak didik agar mereka belajar. Bila iklim belajar yang kondusif terbentuk, maka setiap anak didik terlihat dalam kompetisi untuk menguasai bahan pelajaran yang diberikan. Selanjutnya, setiap anak didik sebagian individu melibatkan diri mereka masing-masing ke dalam aktivitas belajar. Kondisi inilah yang dikehendaki dalam pendidikan modern, yakni Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA), bukan catat buku sampai akhir pelajaran.
4.    Ego Involvement
Menumbuhkan kesadaran kepada anak didik agar merasakan pentingnya tugas dan menerima sebagai suatu tantangan sehingga bekerja keras dengan mempertahankan harga diri, adalah sebagai bentuk motivasi yang cukup penting. Seseorang akan berusaha segenap tenaga untuk mencapai prestasi yang baik dengan menjaga harga dirinya. Penyelesaian tugas yang baik adalah simbol kebanggaan dan harga diri.
5.     Memberi Ulangan
Ulangan bisa dijadikan sebagai motivasi. Anak didik biasanya mempersiapkan diri dengan belajar jauh-jauh untuk menghadapi ulangan. Oleh karena itu, ulangan merupakan strategi yang cukup baik untuk memotivasi anak didik agar lebih rajin belajar. Namun, ulangan tidak selamanya dapat digunakan sebagai alat motivasi. Ulangan yang guru lakukan setiap hari dengan tak terprogram, hanya karena selera akan membosankan anak didik.

6.     Mengetahui Hasil
Mengetahui hasil belajar bisa dijadikan sebagai alat motivasi. Bagi anak didik yang menyadari betapa besarnya sebuah nilai prestasi belajar akan meningkatkan intensitas belajarnya untuk mendapatkan prestasi belajar yang melebihi prestasi belajar sebelumnya. Prestasi belajar yang rendah menjadikan anak didik giat belajar untuk memperbaikinya.
7.    Pujian
Pujian yang diucapkan pada waktu yang tepat dapat dijadikan sebagai alat motivasi. Pujian adalah bentuk apresiasi positif dan merupakan motivasi yang baik. Guru bisa memanfaatkan pujian untuk memuji keberhasilan anak didik dalam mengerjakan pekerjaan sekolah. Pujian diberikan sesuai hasil kerja bukan dibuat-buat.
8.     Hukuman
Meski hukuman sebagai apresiasi yang negatif tetapi bila dilakukan dengan tepat dan bijak akan berfungsi sebagai alat motivasi yang baik dan efektif. Hukuman akan merupakan motivasi bila dilakukan dengan pendekatan edukatif, bukan karena dendam. Pendekatan edukatif yang dimaksud di sini sebagai hukuman yang mendidik dan bertujuan memperbaiki sikap dan perbuatan anak didik yang dianggap salah. Sehingga dengan hukuman yang diberikan itu anak didik tidak akan mengulangi kesalahan.
9.     Minat
Minat adalah kecenderungan yang menetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa aktivitas. Minat adalah suatu rasa lebih suka dan tertarik pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh. Anak didik yang berminat terhadap sesuatu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap sesuatu yang diminati itu. Minat besar pengaruhnya terhadap aktivitas belajar. Anak didik yang berminat terhadap suatu mata pelajaran akan mempelajarinya dengan sungguh-sungguh karena ada daya tarik baginya. Minat merupakan alat motivasi yang utama yang dapat membangkitkan gairah belajar anak didik dalam rentang waktu tertentu. Oleh karena itu, guru perlu membangkitkan minat anak didik agar pelajaran yang diberikan mudah dipahami. (http://adwintaactivity.blogspot.co.id/2012/05/bentuk-bentuk-motivasi-dalam-belajar.html, akses tanggal 27 Oktober 2015).

2.6  Perlunya Aktivitas dalam Belajar
Pada prinsipnya belajar adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku, jadi melakukan kegiatan/aktivitas. Tidak akan terjadi pembelajaran jika tidak adaaktivitas guru dan siswa. Dalam Sardiman (2011), jenis-jenis aktivitas dalam belajar antara lain sebagai berikut:
1.    Visual ctivities, contohnya membaca, memperhatikan gambar, memperhatikan pekerjaan orang lain.
2.    Oral activities, contohnya bertanya, berpendapat, berdiskusi.
3.    Listening activities, contohnya mendengarkan: uraian, percakapan, diskusi.
4.    Writing activities, contohnya menulis cerita, laporan, menyalin.
Mental activities, contohnya memecahkan soal, menganalisa, mengambil keputusan.Mengapa diperlukan aktivitas dalam belajar. Pada prinsipnya belajar adalahkegiatan untuk mengubah tingkah laku, jadi tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas. Dalam Sardiman (2005), manusia itu sesuatu yang dinamis, memiliki potensi dan energisendiri. Oleh karena itu secara alamiah anak didik itu juga bisa menjadi aktif, karenaadanaya motivasi dan didorong oleh bermacam-macam kebutuhan. Anak didik dipandangsebagai organisme yang mempunyai potensi untuk berkembang. Itulah sebabnya aktivitasmerupakan prinsip atau asas yang sangat penting di dalam interaksi belajar-mengajar. (http://www.scribd.com/doc/174771036/Perlunya-Aktivitas-Belajar#scribd, akses tanggal 27 Oktober 2015).



2.7  Prinsip-prinsip Aktivitas
Pengalaman belajar yang baik hanya bisa didapat bila peserta didik mau mengaktifkan dirinya sendiri dengan bereaksi terhadap lingkungan. Belajar yang berhasil mesti melalui berbagai macam aktivitas, baik aktivitas fisik maupun aktivitas psikis. Aktifitas fisik adalah peserta didik giat dan aktif dengan anggota badan. Peserta didik yang memiliki aktivitas psikis (kejiwaan) ialah jika daya jiwanya bekerja sebanyak-banyaknya atau banyak berfungsi dalam rangka pengajaran.
Memberikan kesempatan beraktivitas kepada siswa bukan dalam arti semua kegiatan belajar mengajar diserahkan kepada siswa tetapi prinsip aktivitas maksudnya adalah bahwa guru harus memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan sesuatu dalam mengembangkan dirinya dan mengekpresikan kemampuannya secara total. Dengan demikian guru hanyalah men-stimulant, sedangkan yang mengolah dan mencerna adalah peserta didik itu sendiri sesuai kemauan, kemampuan, bakat, dan latar belakang masing-masing. Jadi belajar adalah suatu proses dimana peserta didik harus aktif.
Prinsip ini sudah sangat tegas dan jelas dalam al-Qur’an, pedoman hidup seorang muslim, sebagimana firman Allah Swt:
“Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya.” (QS. An-Najm: 39)
Lebih tegasnya lagi Allah Swt berfirman:
“Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum, sehingga mereka berusaha merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.” (QS. ar-Ra’d: 11)
Dalam prinsip ini, maka tugas guru dalam mengajar antara lain:
1.    Membangkitkan keaktifan jiwa siswa melalui:
a.    Guru banyak mengajukan pertanyaan dan membimbing diskusi.
b.    Memberikan tugas untuk memecahkan masalah-masalah, menganalisis, mengambil keputusan.
c.    Membuat berbagai percobaan dengan menyimpulkan, memberi pendapat.
3.      Membangkitkan keaktifan jasmani siswa, maka guru perlu:
a.       Menyelenggarakan berbagai bentuk pekerjaan keterampilan di bengkel, laboraturium.
b.      Mengadakan pameran, karyawisata.

2.8  Jenis-jenis Aktivitas dalam Belajar
Belajar bukanlah berproses dalam kehampaan, tidak pula pernah sepi dari berbagai aktivitas. Tidak pernah terlihat orang yang belajar tanpa melibatkan aktivitas raganya. Apalagi bila akativitas belajar itu berhubungan dengan masalah belajar menulis, mencatatat, memandang, membaca, mengingat, berpikir, latihan atau praktek, dan sebagainya.
1.          Mendengarkan
Mendengarkan adalah salah satu aktivitas belajar. Setiap orang yang belajar di sekolah pasti ada aktivitas mendengarkan. Ketika seorang guru menggunakan metode ceramah, maka setiap siswa atau mahasiswa diharuskan mendengarkan apa yang guru ( dosen ) sampaikan. Menjadi pendengar yang baik dituntut dari mereka, di sela-sela ceramah itu, ada aktivitas mencatat hal-hal yang dianggap penting.
Aktivitas mendengarkan adalah aktivitas belajar yang diakui kebenarannya dalam dunia pendidikan dan pengajaran dalam pendidikan formal persekolahan, ataupun non-formal. Apabila dalam kerangka pemerataan pendidikan, maka anak-anak tuna rungu perlu diperhatikan secara intensif agar tidak ada lagi penyakit kebodohan. Itulah nilai strategis aktivitas mendengarkan dalam belajar.
2.          Memandang
Memandang adalah mengarahkan penglihatan ke suatu objek. Aktivitas memandang berhubungan erat dengan mata, karena dalam memandang itu matalah yang memegang peranan penting. Tanpa mata tidak mungkin terjadi aktivitas memandang dapat dilakukan. Tapi perlu diingat bahwa tidak semua aktivitas memandang berarti belajar. Aktivitas memandang dalam arti belajar di sini adalah aktivitas memandang yang bertujuan sesuai dengan kebutuhan untuk mengadakan perubahan tingkah laku yang positif.
Aktivitas memandang tanpa tujuan bukanlah termasuk perbuatan belajar. Meski pandangan tertuju pada suatu objek, tetapi tidak adanya tujuan yang ingin dicapai, maka pandangan yang demikian tidak termasuk belajar.
3.         Meraba, membau, dan mencicipi atau mengecap
Aktivitas meraba, membau dan mengecap adalah indra manusia yang dapat dijadikan sebagai alat untuk kepentingan belajar. Artinya aktivitas meraba, membau dan mengecap dapat memberikan kesempatan bagi seseorang untuk belajar, tentu saja aktivitasnya harus disadari oleh tujuan. Dengan demikian, aktivitas-aktivitas meraba, aktivitas membau, ataupun aktivitas mengecap dapat dikatakan belajar, apabila semua aktivitas itu didorong oleh kebutuhan, motivasi untuk mencapai tujuan dengan menggunakan situasi tertentu untuk memperoleh perubahan tingkah laku.
4.         Menulis atau mencatat
Menulis atau mencatat merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan dari aktivitas belajar. Perlu diketahui bahwa tidak setiap mencatat adalah belajar. Aktivitas mencatat yang bersifat menurut, menciplak atau mengcopy tidak dapat dikatakan sebagai aktivitas belajar. Mencatat yang termasuk sebagai aktivitas belajar yaitu apabila dalam mencatat itu orang menyadari kebutuhan dan tujuannya, serta menggunakan seperangkat tertentu agar catatan itu nantinya berguna bagi pencapaian tujuan belajar.
5.         Membaca
Aktivitas membaca adalah aktivitas yang paling banyak dilakukan selama belajar di sekolah atau di perguruan tinggi. Kalau belajar adalah untuk mendapatkan ilmu pengetahuan, maka membaca adalah jalan menuju ke pintu ilmu pengetahuan. Ini berarti untuk mendapatkan ilmu pengetahuan tidak ada cara lain yang harus dilakukan kecuali memperbanyak membaca. Kalau begitu membaca identik dengan mencari ilmu pengetahuan agar menjadi cerdas, dan mengabaikannya berarti kebodohan.
6.    Membuat ikhtisar atau ringkasan dan menggarisbawahi
Banyak orang yang merasa terbantu dalam belajarnya karena menggunakan ikhtisar-ikhtisar materi yang dibuatnya. Ikhtisar atau ringkasan ini memang dapat membantu dalam hal mengingat atau mencari kembali materi dalam buku untuk masa-masa yang akan datang. Untuk keperluan belajar yang intensif, bagaimanapun juga hanya membuat ikhtisar adalah belum cukup. Sementara membaca, pada hal-hal yang penting perlu diberi garis bawah ( underlining ). Hal ini sangat membantu dalam usaha menemukan kembali materi itu di kemudian hari, bila diperlukan.
7.    Mengamati tabel-tabel, diagram-diagram dan bagan-bagan
Dalam buku ataupun di lingkungan lain sering dijumpai tabel-tabel, diagram, ataupun bagan-bagan. Materi non-verbal semacam ini sangat berguna bagi seseorang dalam mempelajari materi yang relevan. Demikian pula gambar-gambar, peta-peta, dan lain-lain dapat menjadi bahan ilustratif yang membantu pemahaman seseorang tentang sesuatu hal. Semua tabel-tabel, diagram-diagram, dan bagan dihadirkan di buku tidak lain adalah dalam rangka memperjelas penjelasan yang penulis uraikan.
8.    Menyusun paper atau kertas kerja
Bila pembicaraan ini memasalahkan penyusunan paper, maka hal ini berhubungan erat dengan masalah tulis menulis. Penulisan yang baik sesuai dengan prosedur ilmiah dituntut dalam penulisan paper ini. Penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar menurut ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD) dituntut, sehingga menghasilkan karya tulis yang bermutu tinggi.
Dalam menyusun paper tidak bisa sembarangan, tetapi harus metodologis dan sistematis. Metodologis artinya menggunakan metode menggunakan metode-metode tertentu dalam penggarapannya. Sistematis artinya menggunakan kerangka pikir yang logis dan kronologis.
9.    Mengingat
Mengingat merupakan gejala psikologis. Untuk mengetahui bahwa seseorang sedang mengingat sesuatu, dapat dilihat dari sikap dan perbuatannya. Perbuatan mengingat dilakukan bila seseorang sedang mengingat-ingat kesan yang telah dipunyai.
Ingatan itu sendiri adalah kemampuan jiwa untuk memasukkan (learning), menyimpan (retention), dan menimbulkan kembali (remembering) hal-hal yang telah lampau. Jadi, mengenai ingatan tersebut ada tiga fungsi, yaitu: memasukkan, menyimpan, dan mengangkat kembali ke alam sadar. Mengingat adalah salah satu aktivitas belajar. Tidak ada seorang pun yang tidak pernah mengingat dalam belajar.
10.     Berpikir
Berpikir adalah termasuk aktivitas belajar. Dengan berpikir orang memperoleh penemuan baru, setidak-tidaknya orang menjadi tahu tentang hubungan antara sesuatu. Berpikir bukanlah sembarang berpikir, tetapi ada taraf tertentu, dari taraf berpikir yang rendah sampai taraf berpikir yang tinggi.
11.     Latihan atau praktek
Learning by doing adalah konsep belajar yang menghendaki adanya penyatuan usaha mendapatkan kesan-kesan dengan cara berbuat, belajar sambil berbuat dalam hal ini termasuk latihan, latihan termasuk cara yang baik untuk memperkuat ingatan. (http://klik-sini-sob.blogspot.co.id/2013/10/jenis-jenis-aktivitas-belajar.html, akses tanggal 27 Oktober 2015).







BAB III
PENUTUP

3.1   Kesimpulan
Motivasi adalah suatu dorongan atau kehendak yang menyebabkan seseorang untuk bergerak melakukan sesuatu guna mencapai suatu tujuan tertentu belajar yaitu suatu proses perubahan tingkah laku yang dilakukan oleh seseorang sebagai hasil dari pengalamannya sendiri maupun dari interaksi dengan lingkungannya, baik secara formal, informal maupun non formal. Motivasi belajar yaitu  kesanggupan untuk melakukan kegiatan belajar karena didorong oleh keinginannya untuk memenuhi kebutuhan dari dalam dirinya ataupun yang datang dari luar.
Motivasi dibagi menjadi dua jenis yaitu motivasi positif, artinya melalui pemberian hadiah bagi yang berprestasi, diharapkan mereka akan dapat lebih berprestasi dan motivasi negatif yaitu dengan memberi  hukuman bagi yang bersalah, tentunya agar mereka tidak mengulangi kesalahan.












DAFTAR PUSTAKA

http://isma-ismi.com/pengertian-motivasi.html, akses tanggal 27 Oktober 2015.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar