Jumlah Pengunjung

Sabtu, 20 Februari 2016

`MATERI RETORIKA



`MATERI RETORIKA 
 
DISUSUN OLEH :
NAMA                       :  NELA OKTARINA (2014.112.073)
KELAS                      :  1 B
MK                             :  Retorika
Dosen Pengasuh        :  Drs. H. Tarmizi Mairu, M.M.
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN BAHASA DAN SENI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA 2014
UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG




BAB I
PENDAHULUAN

PRINSIP DASAR KOMUNIKASI
            Berbicara baik di depan umum ataupun dengan seseorang, pada hakikatnya merupakan proses komunikasi antara kedua belah pihak yang terlibat dalam pembicaraan itu. Dengan kata lain, pembicaraan dimaksud melibatkan segala komponen sertaunsur-unsur komunikasi. Istilah “komunikasi” sendiri pada hakikatnya mengandung arti ganda. Komunikasi bias diartikan sebagai hubungan antar bagian-bagian mesin.
            Faktor-faktor yang terlibat dalam proses komunikasi yang dimaksud yaitu :
1.      Komunikator
2.      Rangsangan
3.      Hadirin
4.      Tanggapan hadirin.
            Dengan demikian, sebenarnya komunikasi akan berlangsung apabila di dalamnya terlibat enam unsur yaitu : sumber, komunikator, pesan, komunikan, tujuan, akibat. Secara sederhana suatu proses komunikasi akan menunjukkan situasi seperti diagram berikut.
SUMBER
KOMUNIKATOR
PESAN
KOMUNIKAN
MEDIA
TUJUAN
AKIBAT
UMPAN BALIK
 







BENTUK-BENTUK KOMUNIKASI
Komunikasi akan berlangsung sebagai komunikasi persona dan komunikasi masa. Komunikasi persona tampak dalam bentu-bentuk komunikasi intra-persona, komunikasi antar-persona, dan komunikasi kelompok.
PENGERTIAN RETORIKA
            Retorika dapat ditemukan dalam perbendaharaan bahasa Inggris dengan kata rhetoric yang berarti kepandaian berbicara atau berpidato (Echols, 1975 : 485). Hornby dan Parnwell menjelaskan retorika sebagai seni menggunakan kata-kata secara mengesankan, baik lisan maupun tulisan, atau berbicara. Webster’s Tower Dictionary menyatakan rhetoric sebagai seni menggunakan bahasa secara efektif. Belanda dikenal istilah retorica sebagai ilmu pidato dalam arti pemakaian kata-kata dengan gaya yang indah (Wojowasito, 1981: 541). Dalam bahasa Inggris dikenal pula istilah public speaking yang artinya sama dengan retorika.
BENTUK KOMUNIKASI DALAM RETORIKA
            Retorika merupakan proses penyampaian pesan dari seorang pembicara kepada orang banyak, baik itu secara langsung, ataupun tidak langsung baik secara lisan maupun tulisan.
SEJARAH PERKEMBANGAN RETORIKA
            Dasar utama retorika adalah berbicara atau penuturan kata-kata dalam bentuk lisan maupun tulisan. Retorika pada awalnya ditemukan di arena misi keagamaan. Untuk teori-teori retorika dikenal apda tahun 3000-an SM ditandai dengan munculnya sebuah esai di Mesir. Esai ini di tunjukkan kepada para Fir’aun yang berisi saran mendasar tentang cara berbicara yangn efektif. Dari Aristoteles dan para orator klasik mengenal “Lima Hukum Retorika” sebagai tahap pelaksanaan kegiatan pidato yaitu :
1. Inventio                                                       4. Memoria                             
2. Dispositio                                                    5. Pronuntiato            
3. Elocutio
            Cicero mengemukakan  enam syarat retorika yang baik, yaitu :
1.      Harus beberapa ilmu pengetahuan
2.      Pembaca harus dapat menelaah setiap persoalan
3.      Pembicara harus menguasai persoalan-persoalan masyarakat, hokum, kebudayaan, dan etika masyarakat
4.      Pembicara harus menguasai filsafat
5.      Mengajukan persoalannya dengan menarik, mendalam, berbahasa yyang baik, dan mengandung kebenaran
6.      Pembicara Harus menguasai segala bidang ilmu pengetahuan

MANFAAT RETORIKA
            Secara umum yang di maksud adalah cakap berpidato, mempertinggi kecakapan akademis dan profesionalisme, kecakapan diri dan social, serta pemeliharaan kebebasan dan keterbukaan masyarakat.
Perlu diingat pula bahwa belajar retorika bias meraih keuntungan yang berarti di antaranya :
1.      Meningkatkan kecakapan berpidato baik sebagai pembicara, pendengar, juga pengeritik.
2.      Meningkatkan kecakapan akademik maupun profesionalisme dalam berorganisasi, penelitian, bergaya bahasa, dan sebagainya.
3.      Mengembangkan kecakapan menyesuaikan diri dengan lingkungan social dan kecakapan berinteraksi.
4.      Mengembangkan masyarakat umumnya dengan memelihara komunikasi yang bebas dan terbuka.




BAB II PROSES KEGIATAN RETORIKA

UNSUR-UNSUR YANG TERLIBAT  DALAM  PROSES RETORIKA
Pembicara  (komunikasi)
              Ketika mempersiapkan dan menyampaikan pidato, apapun tentang kita akan menjadi berarti dan memperbesar akibat pidato kita itu, seperti misalnya pengetahuan kita terhadap pokok permasalahan, maksud kita berpidato didepan hadirin, kita berpidato, sikap kita terhadap pokok permasalahan yang disajikan kepada hadirin, dan sejumlah faktor lainnya. Seperti terlukis dalam diagram dimaksud, si pembica merupakan pusat transksi.meskipun secara fisik ia selalu berhadapan baik langsung maupun tidak langsung dengan hairan, dalam diagram itu pembicara yang bertindak sebagai komunikator tampil sebagai sentral kegiatan yang menggambarkan terpusatnya jiwa para hadirin dengan “memandang” si pembicara tampil sebagai alasan untuk berkumpulnya mereka ditempat itu. 
Pembicara yang cerdas adalah orang yang selalu memerhatikan reaksi yang timbul dari audiensnya, sehingga ia dengan segera akan mengubah strategi dan gaya pidato jika mengetahui bahwa respons yang muncul dari audiens bersifat negatif atau positif.keadaan demikian sering mennimbulkan terjadinya apa yang disebut contagion mentale atau “wbah mental” yaitu munculnya suatu situasi di mana kalau seorang dari hadirin itu berteriak, misalnya “setuju” atau bertepuk tangan maka dengan serempak para hadirin yang lain akan mengikuti perilaku atau teriakan orang itu.
Pendengar (hadirin) 
               Para pendengar atau hadirin (audiens) yang terlibat dalam proses kegiatan retorika pada hakikatnya merupakan insan-insan yang jelas masing-masing berbeda dan memiliki kekhasan sendiri. Masing-masing insan pendengar dimaksud masuk dalam situasi retorika dengan berbagai maksud, berbeda motif, berlainan harapan, berbeda pengetahua, dan berlainan sikap, kepercayaan, dan nilai. Berbeda dengan kaum intelek yang selalu menyandarkan rasionalitas untuk menyikapi semua keadaan, maka kalangan praktisi dominan menggunakan tindakan ketimbangan rasionalitasnya.
              Adapun kaum non-intelek adalah golongan terbesar dan mereka umumnya terdiri dari orang-orang yang selalu memperhatikan kesulitan hidupnya. Terciptanya general opinion itu merupakan tanda bahwa hadirin bisa menerima dan menyetujui pesan yang dikemukakan oleh pembicaranya. Dengan demikian mereka akan selau mendukung maksud yang dikemukakan sehingga dengan demikian retorika itu dapat dikatakan efektif dan sukses dalam arti komunikasinya well tuned, dimana tercipta persamaan makna terhadap topik pembicara dengan pendegar.                                                                                             
Pesan dan salurannya
              Saluran yang dimaksud adalah medium yang meneruskan pesan bermakna dan pengirim kepada penerimanya. Dalam hal ini bisa membayangkan adana saluran abstrak yang meneruskan suara, saluran yang menghubungkan hal-hal yang berkenaan dengan pembicaraan dan pendengaran. Jabatan tangan dan tepukan pada bahu mungkin merupakan contoh yang jelas dari kebijakan komunikasi yang relevan dengan saluran retorika dimaksud, meskipun hal itu selalu dilakukan sebelum atau sesudah pidatonya berlangsung dengan baik.
Akibat
             Dalam kegiatan retorika setiap akibat akan memperhatikan ketegasan yang berbeda. Seperti halnya para hadirin dengan kekhasannya msing-masing akan menyebabkan timbulnya akibat yang berbeda sesuai dengan kekhasan masing-masing itu. Sepeti disinggung di depan bahwa akan terdiri dari pubik yang masing-masing memiliki opini tertentu terhadap apa yang diungkapkan dalam pidato. Berhasil atau tidaknya suatu pidato tergantung pada interaksi tersebut. Karenanya jika menginginkan jadi pembicara yang efektif maka harus mengetahui informasi, sikap, dan kepercayaan yang dimiliki hadirin terhadap tema pidato.
Konteks
            Antara pembicara dengan pendengar, beroperasi dalam suatu konteks yang meliputi dimensi lingkungan sosial secara fisik dan psikis. konteks  selalu menimbulkan pengaruh yang berarti bagi berlangsungnya retorika, dan karenanya perlu dianalisis serta diatur adanya dalam seiap situasi retorika.
Sifat Retorika
              Retorika selalu memiliki tujuan tertentu dan dalam banyak kasus, pembicara merencanakan dan mempersiapkan pidatonya dulu. Biasanya ia menyampaikan pidato dengan berhadapan muka dengan audiens. Pidato dadakan, adalah pidato yang materinya tidak dipersiapkan terlebih dahlu. Pidato tanpa teks, dimaksudkan dengan dipersiapkan dan dilatih, namun tidak dihafalkan dan disusun teks selengkapnya. Agar tidak terlihat kaku dalam penampilan pembicara berpidato dengan membaca teks, ada pula orang menghafalkan teks yang telah dipesiapkannyalebih dulu dengan demikian nada pidatonya pun tidak seperti orang sedang membaca.
Tujuan retorika                 
              Umumnya pidato dapat tertuju pada empat maksud, yaitu memberitahu (to inform) , menghibur (to entertain), memperkuat kepercayaan (to strengthen belief), dan mengubah kepercayaan  (to change belief). Pidato yang  ”menghibur”  bertujuan membuat para pendengarnya tertawa atau tertarik perhatiannya. Apabila hadirin menerima usul atau saran yang dikemukakan dalam pidato maka besar kemungkinan pidato akan memperkuat kepercayaan, sikap, atau mendorong tindakan audiens.
MEKANISME PSIKOLOGI
Sebagai pokok pembicaraan, buah pikiran sering digunakan dalam  arti luas mengacu pada kegiatan intelektual, perilaku cerdas, atau membuat ringkasan yang hanya berwujud istilah pembukaan, seperti kata “presepsi” dan “kepribadian” yang digunakan dalam konteks untuk menunjukkan bahwa istilah itu merupakan pokok-pokok bahasan yang menjadi bagian dari kajian psikologi. Sebagai pengalaman mental, pikiran juga mengacu pada isi kesadaran seperti dalam pertanyaan, “Anda Sedang memikirkan apa?” dalam hal ini pikiran merupakan obyek dari kerja berpikir. Sebagai pemecah masalah, pikiran dan berpikir sering digunakan untuk menunjukkan suatu tindakan yang mengarah pada solusi terhadap suatu masalah, dan ini berbeda.
        Dengan kegiatan rutin yang tidak memerlukan pemikiran khusus. Sebagai penengah dalam penyelesaian perselisihan, jika seseorang berhenti berpikir untuk memecahkan masalah, banyak hal yang akan terjadi sebelum solusi dilaksanakan.
DEMAM PANGGUNG
         Secara psikologis hal ini wajar terjadi sebab setiap orang bias mengalami kecemasan dari waktu ke waktu (Halgin 1994:171). Menurut Halgin, jika orang menghadapi suatu situasi tertentu apakah itu menghadapi ujian , bertemu orang penting, atau berkaitan dengan suatu yang baru maka timbul rasa takut atau khawatir.

BAB III STRATEGI RETORIKA
            Prinsip retorika adalah komunikasi sehinga strategi pencapaian tujuannya pun mengacu pada strategi dan konsep komunikasi. Hal demikian tiada lain adalah, sebuah fungsi formasi konsep, dalam arti fungsinya suatu proses konseptualisasi yang kompleks yang didasari pngelempokan benda dan peristiwa menurut komunalitas yang diamatinya. Khusus dalam interaksi antar manusia seperti pada forum retorika dapat dipastikan peresepto  baik orator maupun hadirin    menganggap orang lain (masing-masing pihak yang dipersepsinya) sebagai preceptor juga seperti halnya dengan dirinya sendiri. Startegi berasal dari istilah bahasa Yunani yang aslinya berarti “seni sang jenderal” atau “kapal sang jenderal” dan kemudian diperluas mencakup seni para laksamana dan komandan angkatan udara (Sills, 1972:281). Strategi merupakan upaya upaya pencapaian tujuan secara efektif dan efisien. Stategi dilakukan dengan mengadakan pengamatan secara terpusat dan hati-hati sehingga bisa memilih dan memilah tindakan-tindakan yang lebih efektif untuk mencapai suatu tujuan (Johnson, 1972: 52).


STRATEGI KOMUNIKASI DALAM RETORIKA
           Mengacu pada pengertian stategi tadi, stategi pada komunikasi dapat dikatakan suatu pola piker dalam merencanakan kegiatan mengubah sikap, sifat, pendapat, dan tingkah laku khalayak atas dasar skala yang luas melalui penyampaian gagasan. Kebijaksanaan bagi retorika dapat disimpulkan sebagai kumpulan azaz, norma, dan pertimbangan yang disusun untuk memadukan seluruh komponen dan perilaku komunikasi. Dengan kata lain, perencanaan komuikasi melakukan persiapan untuk alokasi dan pemabnfaatan sumber daya komunikasi yang tersedia selaras dengan tujuan dan kebijaksanaan komunikasi dimaksud, serta memperhitungkan sarana dan prasarana yang ada.
Pengumpulan data dasar dan perkiraan kebutuhan
Masih menurut Ahmad, informasi yang bersifat data dasar (base-line data) dan kebutuhan (need assessment) adalah factor penting untuk menentukan perumusan sasaran dan tujuan komunikasi, dalam mendesain strategi komunikasi dan evaluasi keefektifan komunikasi. Sasaran komunikasi biasanya dirumuskan atas dasar kepentingan dan kebutuhan khalayak yang diamati.
Perumusan sasaran dan tujuan komunikasi
               Pada tingkat ini ada 4 cara persoalan pokok yang perlu dipertanyakan untuk menentukan arah sasaran dan tujuan komunikasi yang direncanakan: a) siapa yang menjadi khalayak sasaran tertentu dan harus dicapai?. b) dimana tempat kelompok harus (tertentu) itu berlokasi)? c) mengapa kelompok tertentu dipilih menjadi kelompok jenis pesan apa yang harus disampaikan kepada kelompok sasaran tertentu itu?.
Analisis perencanaan dan penyusunan strategi
           Sesudah menentukan sasaran-sasaran komunikasi tertentu, untuk dicapai dan jenis kebutuhan pada level analisis yang umum, langkah berikutnya adalah menerjemahkan sasaran pernyataan kebutuhan itu ke dalam satu strategi komunikasi yang bisa dikerjakan.

Analisi khalayak dan segmentasinya
       Analisi khalayak sasaran merupakan factor yang paling penting dalam mendesain suatu strategi komunikasi efektif.
Seleksi media
          Dalam menyeleksi media harus didaftarkan saluran-saluran komunikasi yang bisa mencapai khalayak. Kemudian setiap medium dievaluasi dalam batas-batas aplikabilitasnya untuk melaksanakan pencapaian tujuan komunikasi yang spesifik itu.
Desaiin dan penyusunan pesan.
               Dalam tahapan ini tema, pesan, tuturan, dan penyampaian harus ditentukan. Karenanya kegiatan pokok dari tahapan ini adalah mendesain prototype bahan komunikasi yang juga memerlukan evaluasi formatif seperti pre-testing bahan prototype  pada khalayak sasaran.

METODE DAN TEKNIK KOMUNIKASI BAGI RETORIKA
          Mengacu pada tujuan khusus komunikasi kita mengenal beberapa jenis. Untuk tujuan memberitahukan segala peristiwa yang terjadi sehari-hari, dapat dilakukan dengan menggunakan jurnalistik sebagai metodenya. Dalam kegiatannya, jurnalistik merupakan seni dan keterampilan mencari, mengumpulkan, serta mengolah bahan pemberitaan untuk kemudian disusun dan disajikan dalam bentuk atau opini. Produk yang dimaksud berupa berita, komentar atau opini, iklan, dan publisitas yang disajikan secara indah dalam rangka memenuhi segala kebutuhan khalayaknya. Untuk tujuan menciptakan dan membina hubungan harmoni antara lembaga dengan publiknya.


BAB  IV PROSES PEMBENTUKAN OPINI PUBLIK
CIRI-CIRI OPINI PUBLIK
            Dalam perjumpaanya itu masing-masing pihak mengajukan pendapatnya berlandaskan fakta, perasaan, prasangka, harapan, ketakutan atau kekhawatiran, kepercayaan, pengalaman, pendirian, ramalan-ramalan. Dengan demikian suatu bentuk penilaian mengenai persoalan aktual yang kita kenal dengan social judgment atau penilaian social.
            Adapun perbedaan interaksi social dalam masyarakat demokratis dan diktatoris hanyalah terletak pada berlangsungnya interaksi yang dimaksud. Dalam masyarakat demokratis, interaksi berlangsung dengan cara mengemukakan pendapat dan pikiran secara bebas dan terbuka. Sedangkan dalam masyarakat diktatoris, interaksi hanya mungkin berlangsung apabila menyangkut hal-hal yang di setujui penguasa saja. Dengan demikian opini public yang dihasilkan itu tidak biasa diekspresikankepada umum, dan hanya berupa suatu onderstroom yang tak terlihat.

IDENTIFIKASI OPINI PUBLIK
            Adalah hal yang amat sulit untuk mengenali opini public yang tersembunyi, apalagi yang terpendam sebagai onderstroom. Mereka berpendirian hanya mempersoalkan tingkah laku yang terlihat dan tidak mengutamakan persoalan ruhaniah yang menyebabkan seseorang bertingkah-laku.
INTENSITAS OPINI PUBLIK
            Istilah public merujuk kepada sekumpulan orang yang
1.      Dikonfrontasikan dengan suatu masalah.
2.      Memperhatikan bagaimana mengatasi masalah.
3.      Terlibat dalam mempersoalkan masalah tersebut.
Berdasarkan hal itu opini public bukanlah kata sepakat dari orang-orang dalam public. Perlu diketahui bahwa mayoritas pendapat tidak selalu merupakan opini public, sebab mungkin sekali mayoritas pendapat itu telah dicapai mungkin saja mempunyai opini yang berlainan.
SUBYEK OPINI PUBLIK
            Subyek opini publik bisa sesuatu hal, mode, keadaan, kondisi, kebijaksanaan, seorang tokoh, dan sebagainya asal saja bersifat kontraversif, maka itulah yang menjadi subyek dari opini publik. Hal-hal yang dapat ditunjukkan dengan tegas dan dapat dibuktikan secara nyata, tidak bisa menjadi subyek suatu opini.
KONSEP OPINI PUBLIK
            Secara oprasional opini public mempunyai sifat-sifat kelemahan yang menyebabkan laten keberadaannyadan memerlukan kondisi-kondisi tertentu untuk dapat tumbuh dan bergerak sebagai suatu kekuatan. Oleh karena itu public adalah sekumpulan orang yang menaruh minat dan perhatian terhadap sesuatu hal. Opini publik terdiri dari personal opinion, private opinion, majorty opinion, minority opinion, coalition opinion, consensus opinion, dan general opinion.
PRINSIP-PRINSIP OPINI PUBLIK
            Ditinjau dari sifatnya, opini publik terbagi dalam dua jenis yaitu opini publik yang statis dan opini publik yang dinamis. Publik berbeda dengan kelompok, dalam kelompok terdapat struktur yang mengandung norma dan nilai, rasa memiliki, serta rasa sama dalam kelompok. Unsur-unsur tersebut tidak ada dalam publik, dan unsure itu pula yang menyebabkan kelompok lebih mudah bergerak dan bertindak ketimbang publik.
KOMPETENSI PUBLIK
            Opini publik mempunyai kompetensi dlam empat hal, yaitu:
1.       Opini publik memperkuat undang-undang.
2.      Opini publik member kekuatan hidup bagi badan dan lembaga social.
3.      Opini publik adalah kekuatan pokok yang menghidupi dasar-dasar social.
Opini publik adallah pendukung moral utama dlam masyarakat
BAB V   PROPAGANDA
PENGERTIAN DAN SEJARAH PROPAGANDA
Agar publik menerima apa yang disampaikan kepadanya secara sugestif, para orator hendaknya melaksanakan propaganda. Propaganda adalah salah satu metode komunikasi secara persuasif untuk memengaruhi seseorang, kelompok,atau orang banyak dengan dasar-dasar pisikologis agar mereka menerimasuat7u ide atau hal yang pada waktu tertentu belum dianggap bermanfaat, untuk kemudian menggerakknya supaya mereka bersikap sesuai dengan yang diharapkannya.
Dalam mengembang misinya, para pendeta Kistiani ini mengembangkan pada tujuan yang positif yaitu pemenuhan kebutuhan , asoirasi, dan harapan manusia dengan upaya penyelesaianya melalui ajaran agamanya yang didasarkan pada tiga tema utama.
            Pakar politik Daniel Lerner (1951) menyatakan bahwa propaganda merupakan salah satu dari empat alat utama yang digunakan kaum modernis dalam usaha mencapai kekuasaannnya.
Adanya dua macam kegiatan propaganda , yaitu propaganda buruk( black propaganda atau denso propaganda) dan propaganda baik( white propaganda atau ratio propaganda).
KARATERISTIK PROPAGANDA
Semua karateristik perorangan seperti emosi sifat menurunkan kata hati, dan perbuatannya yang  keterlaluaan akan mudah dikenali dengan baik apabila orang-orang itu berada dalam suatu massa, dan hal ini akan sangat menolong bagi keberhasilan propaganda.
Suatu kerumunan adalah bagian dari struktur masyarakat dimana terdiri dari insan –insan yang atas keberadaan didalamnya menjadi sangat dijangkau dan dipengaruhi oleh propaganda. Propaganda tidak dimanfaatkan untuk mejadikan seseorang untuk bertindak langsung terarah.
Titik awal yang jelas untuk memulai propaganda adalah menganalisis karakteriktis, kepercayaan ( aliran ), opini, dan struktur sosiologis hadirin sasarannya.
Kesalahan yang sering dilakukan para orator atau penceramah adalah tidak memperhitungkan isi propagandanya. Sebenarnya propaganda tidak bertujuan mengagungkan orang-orang, namun membuat mereka melakukan suatu tindakan .
EFEK TERHADAP OPINI PUBLIK
Efek propaganda pada kehidupan seseorang secara fisik, jelas memiliki konsekuensi kolektif, efek bersama. Tidak hanya karena massa merupakan susunan perorangan namun juga propaganda merancang tindakan terhadap massa pada saat yang sama mengubah sikap, sifat, pendapat, dan perilaku orang yang merupakan bagian dari massa tersebut.
Diawali dengan perubahan faktor tertentu yang gampang dipahami dengan pertukaran opini atas pertanyaan yang kontroversial , dan membentuk dirinya dengan interaksi dari pandangan-pandangan yang berbeda. Salah satu unsur dalam proses penyebaran itu adalah propaganda.
Propaganda tidak menghasilkan generalisasi ide, tidak mengadakan perbedaan ide namun mengkhususkan pada opini yang tidak bisa berlaku dimana pun. Efek kedua dari propaganda adalah penyerhanaan.
TEKNIK DAN TAKTIK
Sebagai bentuk persuatif dalam upaya komunikasi, propaganda memperlihatkan ciri-ciri yang bisa dibedakan dari pendidikan. Propaganda bertujuan menggerakan seseorang atau orang banyak secara emosional .
Ciri khas propaganda :
1.      Objeknya merupakan suatu ide yang baru pada waktu tertentu belum diterima atau belum diterima atau belum dianggap bermanfaat.
2.      Bertujuan menggerakan seseorang , suatu kelompok, atau orang bnyak , dengan dasar-dasar pisikologis yang bersifat persuasif, tapi tidak dengan kekerasan, penyuapan, baikot, teror, dan sebagainya.
3.      Proses kegiatanya berlangsung secara sugestif dan satu jurusan, dalam arti tidak memngharapkan adanya pertanyaan atau tanggapan.
4.      Sifatnya sugestif, sebab kegiatannya memperjuangkan penerimaan suatu gagasan atau barang yang baru, yang sebelumnya belum ada sanggapan tentang kebenarannya.
Taktik plain folk digunakan untuk menyakinkan khalayak bahwa tokoh atau kelompok yang dikemukakan itu kurang terampil kurang cerdas, dan tidak pandai bermain, melaikan hanyalah rakyat biasa seperti hadirin dan pembicara.
Taktik testemonial adalah muslihat halus terhadap pembangunan dunia saat itu. Istilah bandwagon diambil dari kebiasan dari Barat pada abad ke-19 , dimana kalau akan ada pertunjukan sirkus disuatu tempat, para anggotanya ( pemain ). Glittering generalities( polesan kemewahan) digunakan asas  dasar kekuatan abstraksi tingginya nilai tanggung jawab secara emosiaonal dan kultural. Kebalikan dari glittering generalites adalaah name calling( julukan atau cap).
KEBERHASILAN PROPAGANDA
Tujuan utamanyan adalah dari propaganda perubahan opini,menciptakan, mayoritas pendapat, atau mrusak moral lawan. Suatu propaganda mungkin juga bertujuan  menetralisasi lawan dengan merusak moralnya. Dalam hal tersebut hanya bisa menyelidiki kejadian-kejadian yang mendahului dan nanti kita akan melihat bagaimana hal-hal yang tidak berarti timbul. Melakukan perubahan dengan mencoba cara baru , atau mengarahkan solidaritas kelompok-kelompok kecil tertentu, maka propaganda demikian dapat dikatakan sukses dalam mencapai hasil yang gemilang.
BAB VI  PERSUASI
DETERMINAN-DETERMINAN INTERN
            Persuasi didasarkan pada interaksi demikian dalam kegiatannya melakukan segala metode komunikasi seperti propaganda, publisitas, periklanan, jurnalistik, public relations, dan sebagainya. Memperkuat, memengaruhi, mengubah pendapat, sikap, sifat, dan perilaku memerlukan suatu rangkaian proses yang harus mulai dicetuskan dari dalam diri orang yang hendak dipengaruhi, sebab tingkah laku seseorang ditentukan oleh pendapat, kepercayaan, dan sikap yang telah dimilikinya; dintetukan oleh kebutuhan, tujuan, serta nilai-nilai yang sudah ada padanya, dan ditentukan pula oleh situasi social yang mempengaruhi kondisi mentalnya.dengan demikian, memengaruhi seseorang atau orang banyak “dari luar” (maksudnya dari luar diri manusia) memerlukan teknik dan taktik yang khusus serta mampu menembus determinan.
 HAMBATAN-HAMBATAN TERHADAP PERSUASI
Merupakan kekeliruan yang besar jika menduga bahwa persuasi yang diusahakan dalam komunikasi itu akan berpengaruh tepat dengan yang diharapkan. Noise-factor adalah hambtan berupa suara yang menganggu sehingga komunikasi tidak bisa berjalan dengan baik. Seringkali factor sengaja digunakan orang untuk menganggu jalannya suatu komunikasi. Seseorang yang tengah berpidato terkadang tidak bisa meneruskan pidatonya karena diganggu yel-yel atau teriakan lain (streaming) yang sengaja dilancarkan untuk menganggu jalannya retorika.
EVASI TERHADAP PERSUAI
Berdasarkan urutan tadi, maka hambatan-hambatan terhadap persuasi pada umumnya memiliki dua sifat, yaitu obyektif dan subyektif. Hambatan obyektif adalah gangguan dan rintangan terhadap jalannya kegiatan persuasi yang tidak disengaja dibuat pihak lain, namun mungkin disebabkan oleh keadaan yang tidak menguntungkan. Hambatan subyektif adalah hambatan yang sengaja dibuat oleh pihak lain sehingga menganggu jalannya komunikasi (persuasi).
PERSUASI DAN NORMA KELOMPOK
Menjadi mahasiswa, maka kita menjadi anggota kelompok pendidikan (educational group), demikian juga untuk kelompok pedagang (commercial group). Dalam pergaulan hidupnya tiap kelompok memiliki norma kehidupannya sendiri. Pengaruh norma kelompok besar sekali terhadap cara berpikir menanggapi sesuatu, dan cara berperilaku.
PENDEKATAN PERSUASI
Dalam hubungan ini, pertama yang harus dilakukan adalah penyesuaian approach (pendekatan), yaitu langkah pendekatan dalam menjalankan kegiatan persuasi dengan factor-faktor yang telah disebutkan. Menurut Schrama di samping usaha menumbuhkan perhatian komunikan sebagai langkah awal yang utama, terdapat tiga elemen lagi yang menentukan efektivitas komunikasi, yakni: situasi dimana komunikasi itu dilangsungkan, keadaan kepribadian komunikan, dan ikatan norma kelompok.
PERHATIAN (ATTENTION)
Factor perhatian adalah mutlak adanya bagi suatu upaya persuasi sebelum kita menginjak taraf persuasi yang sebenarnya, perhatian komunikan harus ditumbuhkan terlebih dahulu. Attention arousing (menumbuhkan perhatian) adalah lengkah pertama dan utama dalam proses persuasi, dan perhatian dimaksud harus tetap terjaga selama proses persuasi berlangsung. Perhatian involunter adalah perhatian seseorang terhadap sesuatu obyek atau kondisi berlangsung tanpa kemauan dari seseorang tersebut. Perhatian nonvolunter adalah perhatian bersiifat spontan. Perhatian volunter adalah perhatian yang berlangsung atas kemauan sendiri.
TAKTIK PERSUASI 
Dalam pelaksanaannya dapat dikembangkan oleh bermacam teknik propaganda, teknik yang dimaksud antara lain :
Taktik partisipasi adalah cara persuasi dengan jalan mengikut sertakan seseorang atau orang banyak dalam suatu kegiatan atau upaya dengan maksud untuk menumbuhkan perhatian. Taktik Asosiasi adalah penyajian suatu pesan sesuatu pesan dengan menempelkan atau menumpangkannya pada suatu obyek atau peristiwa yang sedang menarik perhatian. Taktik Pray-off idea adalah upaya memengaruhi dengan memberikan harapan yang baik atau mengiming-iming hal yang baik. Taktik Cognitive dissonance adalah taktik yang dekemukakan oleh leon festinger. Festinger menggunakan gejala-gejala hidup manusia yang disebutnya the cognitive dissonance sebagai landasan untuk melancarkan suatu kegiatan persuasi. Taktik Icing device adalah upaya persuasi ysng dilakukan dengan mengadakan emotional appeal. Taktik Red-herring technique adalah upaya persuasive dengan menggunakan istilah dari sejenis ikan (herring) yang memiliki kebiasaan berbuat gerakan menipu.

PROSES ADOPTASI
Dalam proses adoptasi factor-faktor imitasi, mayoritas pendapat, fakta, prestise, dan otoritas, memegang peranan penting, atau dengan kata lain, besar sekali pengaruhnya dalam proses penerimaan. Menurut lembaga proses adoptasi terdapat unsure kemasyarakatan , kemasyarakatan itu adalah:
·         Innovators.
·         community adption leaders.
·          local adoption leaders.
·         later adapters.
TIGA SERANGKAI PENGARUH
Unsure yang dimaksud adalah tiga serangkai yaitu, personal contact (interpersonal communication), personal influence, dan opinion leaders.
OPINION LEADERS
Opinion leaders adalah orang-orang berpengaruh yang tidak memiliki kedudukan resmi ditengah masyarakat. Ia bisa seorang kenalan, sahabat, atau teman yang sering menjadi tumpuan tempat bertanya bagi orang sekitar guna diminati nasihat dan pendapat.
BAB VII  PIDATO ( PUBLIC SPEAKING)
PRINSIP UTAMA
Pidato adalah istilah bahasa Inggris disebut public speaking, pada hakikatnya adalah berbicara dimuka umum, baik langsung maupun tidak. Langsung dalam arti dipembaca langsung berkomunikasi secara berhadapan muka ( face to face).
PERENCANAAN PIDATO
Didasarnya pada prinsip utamanya tadi maka jelas bahwa bagi para hadirin tertentu guna mencapai tujuan pula. Dalam hal penyajian materi pidato  tersebut memerlukan suatu keberanian tampil didepan umum.
1.      Persiapan diri sebelumnya.
2.      Membiasakan diri dengan situasi pidato.
3.      Libatkan apa yng diperlukan untuk berkomunikasi.
4.      Latihan .
PERSIAPAN DIRI
Pidato merupakan sajian pesan yang masuk akal, dikemas khusus untuk disampaikan kepada hadirin guna mencapai maksud yang khusus pula. Agar tujuan pidato yang telah ditentukan itu bisa dicapai dan tepat sasaran, maka diperlukan persiapan yang efektif dan efisien.
1.      Pemilihan topik dan tujuan pidato
2.      Analisis terhadap hadirin
3.      Penelitian terhadap topik
4.      Merumuskantesis dan mengenalkan masalah utamanya.
5.      Memberi dukungan terhadap masalah utama.
6.      Mengorganisasikan bahan pidato
7.      Penyusunan kata-kata
8.      Menyusun konklusi ( kesimpulan dan kata  dan pendahuluan).
Untuk memperoleh masukan pengalaman dan pengetahuan orang , ada baiknya tujuan kita berpidato itu dibicarakan dengan orang lain. Sumber informasi bahan pidato yang paling penting didasarkan pada derajat keruwetannya adalah kumpulan barang cetakan dan informasi tertulis, termasuk buku suratkabar dan ,majalah. Terkadang kumpulan pengalaman dan pengetahun yang dimiliki sudah mencukupinya.
Outline awal merupakan pendahuluan dari uraian pembicaraan yang sifat mempertajam pokok permasalahan yang akan dibicarakan. Rinciannya berupa informasi atau data hasil penelitian dan pengumpulan bahan-bahan diperlukan sesuai dengan topik yang akan dibicarakan pada pelaksanaannya pidato.
Contoh Outeline Kerja ( the working outline)
1.      Pendahuluan
2.      Batang tubuh ( pembahasaan )
3.      Pemecahan permasalahan politik di IndonesiA
4.      Kesimpulan.

PELAKSANAAN PIDATO
Apa bila kita ingin melakukannya tanpa ( membaca )teks, maka jauh sebelumnnya teks pidato yang telah disusun harus dihafalkan dulu, dilatih sesuai dengan waktu yang telah disediakan ( untuk pelaksanan pidatonya).
Empat tujuan pokoknya :
1.      Memberitahu ( to infrom).
2.      Menghibur ( to entertain).
3.      Memperkuat kepercayaan ( to stengthen belife).
4.      Mengubah keyakinan ( to change belief

1 komentar:

  1. mbak boleh minta sumber dari materi unsur-unsur retorika yang mbak posting di atas?

    BalasHapus